Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Hayriantira, Direncanakan AK atau Emosi Sesaat?

Kompas.com - 09/08/2015, 08:09 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembunuhan mantan pegawai perusahaan operator seluler, Hayriantira, yang dilakukan oleh teman dekatnya, AK alias AW di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat pada 30 Oktober 2014 silam masih meninggalkan sejumlah pertanyaan. Salah satunya mengenai motif AK yang tega menghabisi nyawa Hayriantira dan menguasai barang-barang milik korban.

Kriminolog Universitas Indonesia, Yogo Tri Hendiarto, menilai bahwa banyak keterangan AK berubah-ubah. Keterangan itu mulai dari sakit hati disebut "homo" karena tidak mau melayanai Hayriantira hingga ketakutan proyek yang diajukan ke perusahaan Hayriantira akan ditolak jika tak mau berhubungan intim dengan korban.

"Kalau dari (keterangan) pelaku saat penyelidikan dan penyidikan sebenarnya bisa berkembang. Dia tidak akan melakukan tindakan pembunuhan kalau tidak ada pemicunya,” kata Yogo saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (8/8/2015) malam.

Yogo menenggarai pemicunya berkaitan tentang aktivitas di kamar hotel tersebut. Sehingga, itu memunculkan pembunuhan oleh AK terhadap Hayriantira.

"Respon aksi dari ucapan verbal memicu pembunuhan. Karena ada interaksi sosial sebelumnya terhadap pelaku dan korban. Soal (ejekan) 'tidak jantan' dari perempuan ke pelaku, itu bentuk respon penghinaan kepada pelaku menyakiti hati dan merendahkan dirinya. Lewat dan kalap dia (AK),” kata Yogo.

Yogo menambahkan, tindakan sebelum pembunuhan memiliki faktor penting memicu tindakan menghilangkan nyawa orang tersebut. Misalnya, penyebutan kata-kata merendahkan yang dilakukan oleh Hayriantira menimbulkan respon luar biasa dari AK hingga berujung pembunuhan.

"Ucapan kalimat tersebut sangat kuat mendorong pelaku untuk berbuat tindakan pembunuhan. Sangat merendahkan, melecehkan pelaku. Ingat, hati-hati dengan ucapan. Sangat besar sekali responnya,” kata Yogo.

Efek pembunuhan

AK menguasai mobil milik Hayriantira usai membunuh teman dekatnya. Bahkan, penguasaan mobil tersebut juga dilakukan dengan rapi, salah satunya mengambil KTP Hayriantira untuk menebus surat Biaya Pajak Kendaraan Bermotor (BPKB) mobil Hayriantira di showroom. Apakah ini bisa digolongkan sebagai perencanaan?

"Itu yang belum bisa saya lakukan (analisis), pembunuhan sehingga menimbulkan pemalsuan barang bukti dan lainnya,” kata Yogo.

Kalau dilihat dari awal, kata Yogo, mulai dari penguasaan harta Hayriantira secara tidak sah, penggelapan dan pemalsuan identitas, hal tersebut tergolong buntut dari pembunuhan semata. "Kalau saya lihat efeknya dari pembunuhan tersebut,” kata Yogo.

Sementara itu, trekait perencanaan, Yogo menyebut pemakaian identitas palsu saat pemesanan kamar di hotel merupakan penyamaran agar tidak ketahuan. Namun, itu bisa saja bukan terkait dengan perencanaan pembunuhan.

“Ada persamaan perspektif antara mereka (korban dan pelaku). Ketika orang dewasa bertemu di kamar hotel, kamu bisa berpikir apa yang dilakukan mereka. Kalau ketahuan nanti malu dan sebagainya,” kata Yogo.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, pihaknya masih terus mendalami motif dari AK. Sebab, keterangannya selama ini kerap kali berubah dan berputar-putar.

"Ini harus dikonstruksi betul kasusnya dari awal hingga ke akhir, dari akhir hingga ke awal. Dengan demikian, nanti ditemukan persesuaian keterangan, persesuaian alat bukti, persesuaian waktu, tempus-nya tepat, locus-nya tepat."

"Dengan begitu, nanti penyidik bisa dengan jelas menetapkan pasal-pasal yang disangkakan, merumuskan unsur-unsurnya, dan menyajikannya ke sistem peradilan pidana berikutnya," kata Krishna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com