Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pengojek Terpaksa Melek Teknologi

Kompas.com - 10/08/2015, 10:10 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Era teknologi digital membuat sejumlah pengojek konvensional beralih menggunakan gadget jenis ponsel pintar, khususnya pengojek yang berafiliasi dengan perusahaan penyedia layanan ojek berbasis aplikasi, seperti Go-Jek dan Grab Bike.

"Mungkin kalau saya enggak gabung Go-Jek, pakai handphone jadul (tanpa aplikasi) terus. Terpaksa deh, mau enggak mau. Tapi, ternyata seru juga main HP sambil diusap-usap," kata seorang rider Go-Jek, Sopiyan (43), Senin (10/8/2015).

Sejak bergabung dengan layanan Ojek berbasis aplikasi, Sopiyan mengaku harus belajar menggunakan smartphone secara otodidak. Ponsel milik dia yang sebelumnya hanya bisa untuk menelepon dan SMS.

"Kalau sebelumnya kan cukup telepon atau SMS saja, cukup. Itu pun khusus langganan saja. Kalau sekarang, semua bisa kita akses," kata Sopiyan.

Meski demikian, Sopiyan tetap mendapat training (pelatihan) singkat saat pertama kali mendaftar di Go-Jek. Saat awal-awal menggunakan ponsel pintar, dia mengaku kerap mengulang kembali cara penggunaan aplikasi yang diajarkan.

"Biar enggak lupa, saya ulang-ulang terus. Tapi, kalau lupa, saya bisa tanya teman atau anak saya di rumah," ujar ayah dari tiga anak tersebut.

Pengojek lainnya, Sando (47), mengatakan, tukang ojek juga perlu memahami dan mengikuti perkembangan teknologi. Lelaki yang bekerja di bawah naungan Grab Bike tersebut mengaku baru memahami aplikasi di tempatnya bekerja. Namun, Sando berniat untuk belajar aplikasi lainnya agar bisa lebih memperluas wawasannya.

"Untuk sementara, saya belajar aplikasi ojek saja dulu. Tar (nanti) kalau sudah paham bener, baru dah belajar aplikasi Iain, kayak Facebook atau media sosial lainnya," ujar pengojek yang sebelumnya biasa mangkal di Stasiun Senen tersebut.

Sementara itu, Eko Wiyono (27) berpendapat bahwa tidak semua pengojek berbasis aplikasi baru memulai untuk melek teknologi. Eko mengaku sudah menggunakan ponsel pintar sejak dia belum bergabung dengan Go-Jek.

"Memang banyak yang belum terbiasa menggunakan smartphone. Tapi, tidak sedikit juga yang sudah melek teknologi. Untuk aplikasi ojek, kita semua belajar dari awal karena ini termasuk hal baru," ujarnya.

Operator ojek berbasis aplikasi memfasilitasi setiap pengojeknya dengan satu unit ponsel pintar. Aplikasi bagi pengojek sudah tertanam otomatis di ponsel tersebut yang bekerja sama dengan perusahaan terkait.

Sementara itu, aplikasi yang terdapat di ponsel pintar setiap pelanggan harus diunduh terlebih dahulu di Google Store bagi pengguna Android dan App Store untuk penggunaan iPhone.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com