Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat soal Sumber Waras, Wakil Ketua DPRD Tegaskan Hal Ini kepada Djarot

Kompas.com - 11/08/2015, 15:55 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Panitia Khusus Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (Pansus LHP BPK) Triwisaksana mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat dalam rapat Pansus BPK mengenai temuan BPK soal pembelian lahan RS Sumber Waras.

Sebelum memulai rapat, Triwisaksana menjelaskan kepada Djarot dan pihak eksekutif lain. "Saya senang Pak Wagub memahami kapasitasnya dan menghadiri rapat ini. Perlu saya ingatkan, pansus ini dibentuk bukan untuk meminta pertanggungjawaban, melainkan untuk melakukan monitoring (pengawasan)," ujar Sani (sapaan Triwisaksana) di Gedung DPRD DKI, Selasa (11/8/2015).

Sani mengatakan, setelah DPRD menerima LHP BPK, DPRD mendapat amanat untuk membahas temuan tersebut dengan pihak eksekutif dalam kurun waktu 60 hari. Hal itulah yang sedang dilakukan Pansus BPK melalui rapat-rapat ini.

Sani juga menekankan bahwa rapat Pansus BPK dilakukan agar proses pengawasan ini dapat berpengaruh terhadap perbaikan hasil audit anggaran pada tahun berikutnya.

"Kita akan saling bekerja sama, semoga tahun depan kita bisa dapat status WTP (wajar tanpa pengecualian). Makasih Pak Wagub atas kehadirannya," ujar Sani.

Sani juga mengatakan bahwa pemanggilan eksekutif dalam rapat ini bukanlah pemanggilan atas nama pribadi, melainkan institusi.

Dia mengingatkan, pada rapat hari ini, Pansus BPK juga mengundang Dinas Perpajakan dan Dinas Kesehatan DKI. Pemanggilan dua dinas tersebut dilakukan atas nama institusi.

Diduga, Sani menjelaskan hal tersebut karena banyak pertanyaan kenapa Djarot yang diundang dalam rapat Pansus BPK, bukan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

"Kami buka. Mengundang secara individu dilakukan karena forum ini bukan untuk meminta pertanggungjawaban. Apalagi soal temuan aset Mangga Dua yang kita bahas kemarin, temuan kemarin itu dari tahun 1985. Kalau undang (orang) ke sini, siapa lagi orang-orangnya? Makanya, yang kami undang pejabat saat ini," ujar Sani.

Untuk diketahui, rapat ini dihadiri oleh Djarot, Kepala BPKAD Heru Budihartono, dan Ketua Inspektorat Lasro Marbun. Sementara itu, anggota Pansus BPK yang hadir adalah Bestari Barus, Tubagus Arief, Prabowo Soenirman, dan Cinta Mega.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com