Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Solusi Mudah untuk Mengatasi Banjir

Kompas.com - 26/08/2015, 23:05 WIB

Kerangka kultural

Menanggapi langkah Gubernur Basuki yang merelokasi ribuan orang di kawasan kumuh bantaran sungai di Jakarta untuk proyek normalisasi sungai, Aboutaleb mengatakan, pada prinsipnya program pencegahan banjir memang bukan perkara mudah.

"Pengalaman kami (di Rotterdam) tidak sama. Tetapi (pada dasarnya), solusi soal itu tidak pernah mudah. Jika situasinya kompleks, solusinya pun kompleks. Bukan seperti persamaan matematika dengan satu variabel, melainkan banyak persamaan dengan banyak variabel.

Ini melibatkan perencanaan tata ruang, manajemen air, perumahan, pengumpulan sampah. Orang masih membuang sampah di sungai, itu menjadi masalah lain, persoalan mentalitas dan pendidikan.

Dan, memang memindahkan orang dari bantaran sungai ke lokasi lain juga bagian dari masalah itu. Itu perlu diselesaikan dalam (kerangka) aspek kultural di negara Anda. Bagaimana menangani mereka, bagaimana berbicara dengan mereka, bagaimana memotivasi warga untuk pindah ke lokasi lain agar tercipta ruang lebih banyak (bagi sungai).

Salah satu konsep yang kami punyai di Belanda adalah program yang kami sebut "Beri Ruang untuk Sungai". Artinya, sejumlah desa di negara kami tak diizinkan menetapkan tambahan area untuk perumahan, ada batasannya. Dan, regulasi ini terkait erat dengan filosofi perencanaan tata ruang.

Jadi, semua hal ini saling terkait, termasuk terkait dengan kebijakan sosial (social policy) dengan penghasilan masyarakat. Orang tinggal di sana (bantaran sungai) karena penghasilannya rendah. Anda tak bisa begitu saja memindahkan mereka karena mereka butuh rumah dan mereka tak punya uang untuk beli rumah dan sebagainya. Jadi, ini perlu dipecahkan dalam gabungan berbagai proses yang dikoordinasikan bersama."

Jadi, masyarakat perlu dilibatkan dalam keseluruhan proses ini?

"Anda tak bisa melakukan ini semua tanpa keterlibatan masyarakat. Saya menyebutnya sebagai 'proses kreasi bersama (co-creation process)'. Kreasi bersama dengan seluruh warga dan kalangan bisnis.

Saya saat ini tengah mengerjakan sebuah proyek di Rotterdam dan saya meminta warga yang mengajukan rencana mereka sendiri. Saya hanya menetapkan batas waktu 1 November dan anggarannya tidak boleh melebihi 7 juta euro.

Ini proyek untuk meningkatkan kualitas hidup di lingkungan warga sendiri, apakah itu untuk menurunkan kriminalitas atau menambah ruang terbuka hijau, semua terserah warga.

Gagasannya untuk memobilisasi warga dan memberi mereka sedikit kekuasaan untuk menentukan hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan lingkungan mereka sendiri. Jadi, mereka harus membuat pilihan. Mereka biasanya mengkritik pemerintah. Sekarang, mereka yang memutuskan sendiri." (DAHONO FITRIANTO)

________________________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Agustus 2015, di halaman 26 dengan judul "Tak Ada Solusi Mudah untuk Mengatasi Banjir".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com