Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelumnya, Orang-Orang ini Tak Pernah Mencicipi Daging Kurban...

Kompas.com - 10/09/2015, 12:31 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak pagi, Hani (47), hilir mudik di halaman Masjid Istiqlal, Jakarta. Sudah tiga tahun terakhir ini, setiap Hari Raya Idul Adha, dia sengaja mengantre di mesjid megah itu untuk mendapatkan sekilo daging kurban. Padahal, Hani tinggal di daerah Kalideres, Jakarta Barat. Terpaksa, dia harus berangkat pagi-pagi buta agar bisa sampai tepat waktu.

"Saya tiap tahun ke sini. Kalau datang pagi-pagi biasanya masih kebagian kupon," kata Hani.

Itu kejadian setahun lalu. Tentu saja, tak hanya Hani punya pengalaman seperti itu. Banyak warga asal Depok, Bekasi, dan Tangerang rela menempuh perjalanan puluhan kilometer menuju Istiqlal demi mendapatkan jatah daging kurban. Alasannya, mereka tidak mendapatkan jatah dari masjid di sekitar tempat tinggal mereka.

Pantauan KOMPAS.com, penyebaran daging saat musim kurban belum cukup merata. Berdasarkan data BPS tahun 2014, ada sekitar 394 ribu penduduk miskin menyebar di berbagai daerah di Jakarta. Sementara itu, pembagian daging kurban di Mesjid Istiqlal pada 2014 saja hanya mampu mencukupi kebutuhan 7.000 jiwa. Di sisi lain, rasio gini (derajat ketidakmerataan) distribusi pendapatan penduduk juga mengalami kenaikan dari 0,364 pada 2013 menjadi 0,436 pada 2014.

"Artinya, pendapatan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin semakin timpang,” ujar Yurianto, Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta.

Angka di atas baru menghitung wilayah Jakarta saja. Secara nasional, pada 2014, BPS mencatat ada sebanyak 27,73 juta penduduk miskin di Indonesia. Angka ini mencapai 10,96 persen dari jumlah total penduduk.

Nazhori Author/Lazis Lazismu menggagas 'Qurban Pak Kumis', semacam program yang selalu melibatkan berbagai komunitas dalam penyelenggaraan kurban. Komunitas tersebut diantaranya klub motor, pehobi offroad, remaja masjid, komunitas olahraga dan lain-lain.
Menghapus ketimpangan sosial

Sebenarnya, menurut cendikiawan muslim Prof M. Quraish Shihab, tujuan berkurban adalah untuk membantu orang-orang yang sedang kesulitan, bukan sekadar menyembelih saja. Hal ini dimaksudkan agar terwujud kesadaran sosial sekaligus menghapus kesenjangan ekonomi antara si miskin dan si kaya.

Namun, pada praktiknya, jumlah partisipasi kurban di Indonesia saat ini, menurut Forum Zakat, tak lebih dari 10 juta orang. Jumlah ini tentu masih bisa dikembangkan. Tapi, dalam penyalurannya, hasil kurban cenderung belum menyentuh warga di kantong-kantong kemiskinan di wilayah pinggiran kota dan desa-desa terpencil yang letaknya cukup terisolasi.

"Di daerah-daerah terpencil bahkan di kampung-kampung terdalam banyak terdapat warga yang tergolong duafa. Ini merupakan sasaran kurban yang jarang dibidik,” kata M Khoirul Muttaqin, Direktur Utama Lazismu, kepada KOMPAS.com, Kamis (10/9/2015).

Untuk itu, lanjut dia, diperlukan kerja sama antarlembaga atau swadaya masyarakat khusus yang mampu melakukan penyaluran hasil kurban ke daerah-daerah tersebut. Upaya yang dilakukan Lazismu, misalnya. Lembaga pengelola kurban ini tercatat sering menyambangi kantong-kantong kemiskinan di daerah pinggiran, salah satunya di Muara Baru, Jakarta Utara.

"Warga di sini kebanyakan buruh nelayan,” ucap Tatang Ruchyat, penanggung jawab kegiatan kurban saat itu.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, warga Muara Baru berkesempatan merayakan Idul Adha dengan sekilo daging kurban. Erni, salah satu warga sempat menceritakan bahwa ia tak perlu berdesakan apalagi berebut untuk mendapat jatah.

"Alhamdulillah, dibagikan secara merata,” tuturnya.

Qurban bersama

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com