Akun tersebut menuliskan komentarnya di Qlue, "nama guru tersebut Bapak R*fik.. Dan untuk pemberitahuan atm + pin & buku tabungan disimpan guru, hanya secara verbal".
Ditemui Kompas.com, Jumat (11/9/2015), RF dengan tegas membantah tudingan tersebut.
"Tuduhan ini tidak benar adanya," kata RF, yang ternyata petugas tata usaha di sekolah tersebut.
Selain membantah menahan KJP siswa, RF juga mengatakan, dirinya tidak pernah memotong dana KJP.
Pelapor di aplikasi Qlue menyebutkan, ada oknum guru yang menahan buku KJP dengan alasan mau mengambil uang jalan Rp 100.000. "Kalau untuk biaya, kita tidak ada pungutan satu pun," ujar RF.
Ia juga tidak pernah terlibat dengan siswa soal proses pencairan dana KJP. Menurut dia siswa melakukan pencairan dana sendiri.
"Kalau kita hanya bantu siswa yang baru mau membuat buku tabungan. Itu biasanya kita pandu dan antarkan ke Bank DKI. Setelah ketemu CS atau satpamnya Bank DKI, untuk buktikan kalau anak ini ada pembimbingnya. Habis itu kita pulang," ujar RF.
Kepala Sekolah SMK Nurul Huda, Susilowati, juga mengaku sudah memeriksa pegawai TU-nya tersebut. "Sudah saya tanya kemarin. Dan dia (RF) bilang tidak (motong dan tahan KJP). Anak-anak juga sudah kita tanya, dan jawabannya tidak juga," ujar Susilowati.
Susilowati mengaku mengaku heran dengan orang yang menyebarkan tuduhan itu. Ia berharap, orang tersebut jika ada masalah menyampaikannya kepada pihak sekolah.
"Kita pihak sekolah akan cari tahu juga, tujuannya dia apa. Saya kalau perlu mau ketemu dan sama-sama dijelasin. Karena itu menyangkut nama baik sekolah ke depan. Kan enggak ada seperti itu, kok dituduh seperti itu," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.