Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Pasar Karang Anyar Pasrah Meski Surat Pembongkaran Dinilai Salah Alamat

Kompas.com - 16/09/2015, 06:44 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang di sisi luar bangunan PD Pasar Jaya Karang Anyar mengaku pasrah dengan rencana pembongkaran yang akan dilakukan oleh Pemkot Jakarta Pusat. Tapi, mereka tetap berharap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bisa memberi jalan keluar yang solutif untuk semua pihak.

"Baru dapat surat peringatan (bongkar) tadi dini hari. Katanya ya bakal dibongkar kios saya yang di depan ini. Enggak tahu lah saya pasrah saja. Kalau berharap ya saya kayak yang lain pingin enggak usah pindah-pindah lah," kata Suci, salah satu pedagang kelontongan yang ada di Pasar Karang Anyar saat ditemui Kompas.com, Selasa (15/9/2015).

Sama seperti sejumlah pedagang lain, ia juga sudah berdagang cukup lama di kawasan Pasar Karang Anyar, yakni sekitar 10 tahun. Dari pengamatan Kompas.com, ia pun tinggal di kawasan pasar tersebut. Tepat berada di depan kios kelontongannya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Toto, salah seorang pemilik warung kopi di sana. Menurutnya, awalnya pedagang yang akan digusur diminta untuk pindah ke dalam bangunan Pasar Jaya Karang Anyar. Namun para pedagang enggan pindah karena menilai kondisi kios di dalam sana malah tidak lebih baik daripada yang mereka tempati saat ini. Terlebih jumlah kios yang disediakan tidak sebanding dengan jumlah pedagang yang akan digusur.

"Ya kalau dipindahkan ke satu titik sebenarnya tidak masalah asal memadai. Tapi di dalam kan tidak, gelap dan masuk-masuk ke dalam. Enggak buat semua juga. Saya ya berharap aja semoga didengar (pemerintah), kemarin kan sudah dari sana (balai kota)," kata Toto pada Kompas.com di pasar itu, Selasa (15/9/2015).

Di sisi lain, pihak PD Pasar Jaya Karang Anyar mengakui ketersediaan kios di dalam bangunan pasar itu memang tidak bisa mengakomodir semua pedagang yang terkena gusuran. Meski begitu, sebagian pedagang diklaim sudah mendaftarkan nama mereka agar bisa mendapat kios di dalam pasar.

"Memang tidak semuanya, tapi sebagian sudah ada yang mau mendaftar untuk pindah ke dalam. Ada kok. Cuma mungkin mereka masih ada rasa ragu-ragu, jadi ya tetap ikut teman-teman mereka yang tidak mau pindah," kata Ketua PD Pasar Jaya Karang Anyar, Edi Prakoto, saat ditemui Kompas.com pada Selasa (15/9/2015).

Sementara itu, surat peringatan pembongkaran yang dikeluarkan oleh Camat Sawah Besar, Martua Sitorus, yang tertanggal pada 14 September 2015 lalu dinilai salah alamat oleh salah satu perwakilan pedagang. Alasannya, mereka merasa tidak berjualan di atas saluran air yang menyebabkan banjir dan berada di dalam area pasar.

"Isi SP III itu salah alamat. Itu untuk pedagang yang diluar pasar. Padahal pedagang-pedagang ada di dalam area pasar juga tidak berdagang di atas saluran air yang dimaksud. Pedagang malah juga bersih-bersih kali yang ada di pinggir pasar," kata Rio Ayudia Putra, salah satu perwakilan pedagang yang ditemui Kompas.com, Selasa (15/9/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com