Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2015, 17:49 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mencatat bagi sebagian orang mungkin pekerjaan membosankan. Namun, tidak bagi Ahok, sapaan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Selama kunjungan kerjanya ke Rotterdam, Belanda, Ahok mencatat setiap aktivitas yang ia lakukan. Bahkan, dari hal paling kecil, seperti mandi, tidur, dan makan, sedari Minggu 20 September hingga Rabu 23 September 2015.

Misalnya, saat Ahok bersama rombongan sampai di bandara. Ia menyebut dalam catatannya disambut oleh wakil duta besar RI dan sejumlah warga negara indonesia (WNI) yang berdomisili di kota-kota Negeri Kincir Angin tersebut. Ia pun menulis aktivitas selanjutnya, seperti tiba di hotel, makan, dan melanjutkan pekerjaan untuk meninjau lokasi reklamasi pelabuhan di Rotterdam.

"7.10 Sarapan dengan ikan Salmon yang ditangkap tidak jauh sehingga rasanya juga enak, apalagi coklatnya enak," tulis Ahok dalam laporan kunjungan kerjanya di ahok.org, Kamis (24/9/2015).

Dari catatan Ahok, gaya pencatatan tersebut ditulis dengan detail. Bahkan, saat ia bersama rombongan dalam perjalanan bertemu Menteri Pekerjaan Umum pada Senin (21/9/2015), posisi rombongan pun digambarkan oleh Ahok.

"7.50 Berangkat dengan awalnya akan menggunakan satu bis, namun karena akan bertemu Menteri PU Belanda, kami dipinjamin mobil dibas Dubes RI, Mercy S 350. Saya bersama bu Tuty kepala Bappeda dan depan Dirut PT. Jakpro pak Abdul Hadi," tulis Ahok.

Tak hanya persoalan pribadi, catatan kunjungan kerjanya ke Rotterdam pun kerap menyinggung soal fokus kerjanya. Misalnya, saat ia membahas persoalan reklamasi Pantai Utara Jakarta dengan sejumlah instansi pemerintahan.

"9.35 Pak Lino tiba dari bandara, ini penting: sampaikan ke mereka untuk gabung BUMD Pelindo 2 dan Pelindo 3 dan port of Rotterdam join dan saham PT. KBN diserahkan ke Pelindo dan Kakpro untuk menaikkan nilai lahan industri dan logistik untuk pelabuhan laut jakarta. Saya jamin tidak akan ada intervensi politik untuk bisnis ini, 5 milyar dolar US New Tanjung Priok port," tulis Ahok.

Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok dihadapi sejumlah keberagaman etnis dan agama warga. Tak pelak, membangun semangat keberagaman tak mudah dan harus dipupuk sejak kecil. Ahok pun sempat menuliskan perihal keberagaman tersebut saat menulis catatan tentang Wali Kota Rotterdam, Abuthaleb.

"Dijamu makan siang oleh wali kota Abuthaleb (kelahiran Maroko yang orang tuanya masih di Maroko, tetapi bisa jadi wakikota Rotterdam walau seorang muslim)," tulis Ahok.

Beberapa waktu lalu, Ahok sempat blakblakan mengenai dinas luar negeri (DLN) anggota DPR RI. Ia menyebut selalu mencatat gerak-gerik anggota saat melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Basuki mencatat, banyak anggota DPR yang datang telat, tetapi tetap menerima uang perjalanan penuh.

Kemudian ada pula anggota DPR yang datang dan pulang lebih awal, tetapi menerima uang penuh. Basuki juga pernah melakukan kunjungan ke luar negeri untuk permasalahan e-KTP.

"Karena saya pengin tahu, kalau Komisi II berangkat seperti apa. Memang waktu itu ada rumor, teman-teman lain pada tanya, 'Si Ahok pergi ke mana?'. Ke China dan India. Banyak yang bilang, 'Aduh kalau Ahok ke India, capek deh ikut dia, dia catet-catetin semua'," kata Basuki menirukan ucapan wakil rakyat lainnya.

Namun, ada pula anggota DPR yang berkinerja baik dan menyenangi gaya Basuki. Salah satunya adalah Nanang Samodra, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Nanang, aksi Basuki untuk mencatat dan menulis gerak-gerik anggota Dewan di situsnya sangat menarik.

"Dia ketemu saya, 'Eh untung lo tulis'. Kan sembilan hari ke India untuk e-KTP, dia (Nanang) ditanya, 'Cerita dong di India gimana'. Dia jawabnya begini, 'Aduh gue capek, lo baca saja tulisan si Ahok deh. Sekian detik per menit, tinggal bikin note di BlackBerry. Semua tuh ada, ngapain saja sampai malam, kerja tiap hari dia bilang'. Artinya, ada anggota Dewan menghargai apa yang saya tulis," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com