Berawal dari penemuan bocah dalam kardus yang terungkap pada Sabtu, 3 Oktober 2015, di Kalideres, Jakarta Barat, hingga kasus pembunuhan terhadap istri dan anak pengusaha kusen di Cakung, Jakarta Timur, kemarin.
Penemuan bocah perempuan yang meninggal di dalam kardus dengan kondisi terikat diawali oleh kecurigaan warga terhadap sebuah kardus di pinggir Jalan Sahabat, Kamal, Jumat (2/10/2015) malam.
Saksi mata melihat ada sesuatu seperti jari manusia yang terlihat dari dalam kardus. Setelah dipastikan, memang benar ada mayat bocah perempuan yang dipaksa masuk ke kardus dengan diplakban dan diikat dengan paksa.
Belakangan diketahui, bocah perempuan itu adalah PNF (9). Kasus ini telah diusut oleh polisi, hingga pada dini hari tadi, salah satu saksi berinisial A ditetapkan sebagai tersangka pencabulan remaja 15 tahun. (Baca: Saksi di Kasus Bocah dalam Kardus Pernah Berupaya Perkosa Remaja, tapi Korban Melawan)
Polisi masih mendalami apakah ada hubungan antara A yang disebut sering berhubungan dengan anak-anak di lingkungan tempat tinggal PNF.
Selang beberapa hari, ada kasus yang melibatkan anak di bawah umur, tetapi anak-anak bukan sebagai korban, melainkan pelaku, yakni kasus murid membacok staf tata usaha di Panongan, Kabupaten Tangerang. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (7/10/2015) dini hari.
Sang murid kelas I SMK, FA (16), sengaja membawa golok dapur miliknya untuk membacok Muryana (23) yang sedang terlelap di rumahnya. Nyawa Muryana berhasil diselamatkan karena ditolong oleh ibunya, Trihartati (42).
Namun, sampai hari ini, Muryana masih dirawat secara intensif di Ciputra Hospital. Sementara FA telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kota Tangerang. (Baca: Alat Bukti Terhadap A Jadi Tersangka Kasus Bocah dalam Kardus Belum Kuat)
Kasus-kasus pembunuhan
Kasus berikutnya yang cukup menyita perhatian adalah pembunuhan di Cakung. Dayu Pri Ambarita (46) dan Yuel Imanuel (5) ditemukan tewas di rumahnya sendiri, Perumahan Aneka Elok, Jalan Komarudin.
Mereka diduga menjadi korban pembunuhan karena ditemukan meninggal dengan sejumlah luka tusuk senjata tajam di tubuh dan leher.
Polisi menduga tindakan keji itu dilakukan oleh orang terdekat korban. Kasus ini juga dipastikan bukan perampokan karena tidak ada barang yang hilang.
Polisi masih menangani kasus ini dan menyebutkan sudah ada titik terang. Terlepas dari kasus tersebut, tawuran juga masih marak. (Baca: Saat Ini Polisi Olah TKP di Rumah A Terkait Kasus Bocah dalam Kardus)
Salah satunya saat puluhan pelajar SMK yang membajak bus PPD di Matraman, Jakarta Timur, kemarin. Para pelajar diketahui membawa senjata tajam di dalam tas mereka.
Menurut pakar psikologi forensik yang juga kriminolog, Reza Indragiri Amriel, kasus keji seperti yang beberapa hari terakhir terjadi bukanlah kasus baru. Kasus serupa sudah banyak terjadi dari zaman dulu.
Reza juga menegaskan, setiap kasus memiliki karakteristik sendiri sehingga tidak bisa disamakan satu kasus dengan kasus lainnya.
"Tidak ada penjelasan tunggal terkait criminal profiling dalam kasus yang berbeda-beda. Sejak dulu, kejadian-kejadian seperti itu sudah berlangsung. Tetapi, kita tidak bisa asumsikan kalau orang sekarang semakin tega," kata Reza kepada Kompas.com, Jumat (9/10/2015) siang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.