Menumpuknya sampah tersebut dikarenakan truk pengangkut sampah tak dapat membawa sampah dari TPS tersebut ke Bantargebang, Bekasi setelah adanya penghadangan truk sampah DKI masuk ke Bekasi.
Eko Pujiono (28), pekerja bongkar sampah TPS Cibesel mengatakan bahwa truk pengangkut sampah sebenarnya sudah datang pada Selasa (3/11/2015) lalu membawa sampah dalam kontainer ke Bantargebang.
Namun, menurut dia, truk sampah tersebut dilarang membuang sampah di Bantargebang sehingga truk kembali lagi ke Cibesel. "Semalam yang kontainer itu sudah dibawa ke Bantargebang tapi mobil balik lagi," kata Eko kepada Kompas.com di TPS Cibesel, Rabu (4/11/2015) siang.
Menurut Eko, masalah ini lantas berdampak terhadap kehidupan warga. Sampah di pemukiman warga jadi menumpuk karena tak ada pengangkut sampah yang beroperasi setelah truk sampah DKI dihadang ke Bantargebang.
Tercatat, ada kurang lebih empat rukun warga yang memanfaatkan TPS Cibisel ini.
Bukan hanya itu, Eko menyampaikan bahwa dihadangnya truk sampah DKI untuk membuang sampah di Bantargebang membuat para pengangkut gerobak sampah berkurang penghasilannya.
"Warga juga di lingkungan sampahnya bisa numpuk enggak ada gerobak yang angkut. Gerobaknya pada di sini semua. Akhirnya warga kadang datang sendiri buang ke sini, ada yang jalan kaki, ada yang pakai motor," ujar Eko.
Ia pun berharap pemerintah segera menyelesaikan permasalahan terkait pembuangan sampah DKI ke Bantargebang tersebut. Terlebih masalah ini telah merugikan warga dan para pengangkut gerobak sampah.
"Bisa polusi dan bau. Karena setiap hari ini TPS ini menghasilkan sepuluh ton sampah, dan saya juga enggak ada penghasilan," kata Eko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.