Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Elektabilitas Melejit, Adhyaksa Dianggap Bukan Saingan Ahok

Kompas.com - 11/11/2015, 15:01 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski tingkat elektabilitasnya melonjak, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault dianggap tidak akan mampu menyaingi calon petahana, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, dalam persaingan pencalonan pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017.

"Walapun melejit dengan cepat, namun agak sulit bagi dia menyaingi Ahok," kata pengamat politik Syamsudin Haris saat rilis survei terbaru Cyrus Network di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/11/2015).

Menurut Syamsudin, figur yang berponsial menyaingi Ahok tetaplah dua nama yang berada di bawahnya, yakni Wali Kota Bandung Ridwan "Emil" Kamil dan mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Adhyaksa Dault cukup mengejutkan karena belum lama deklarasi. Tapi dia sepertinya hanya cukup di sudah posisi keempat," ujar Syamsudin.

Syamsudin menilai pemilih Adhyaksa merupakan pemilih tradisional. Yakni, pemilih yang masih melihat unsur suku, agama, dan ras untuk menentukan pemimpin.

"Sementara pemilih modern yang tidak memilih Ahok lebih cenderung terpecah antara memilih RK atau Risma," kata dia.

Survei terbaru yang dilakukan Cyrus Netwok menunjukkan tingkat elektabilitas Adhyaksa melejit dalam beberapa bulan terakhir.

[Baca: Survei: Elektabilitas Adhyaksa Dault untuk Pilkada DKI Meningkat]

Saat ini, tingkat elektabilitasnya berada di peringkat keempat, di bawah Ahok, Emil, dan Risma yang berada di tiga besar.

Dalam survei terbaru yang dilakukan Cyrus, tingkat elektabilitas Adhyaksa mencapai 6,7 persen.

Angka tersebut hanya terpaut 2,4 persen dari Risma yang berada di peringkat ketiga dengan 9,1 persen.

Sementara tingkat elektabilitas Emil 15,9 persen, dan Ahok di peringkat pertama dengan 40,7 persen.

Adhyaksa melewati nama-nama lain yang sebelumnya sudah lebih dulu beredar, seperti Nachrowi Ramli yang peringkat kelima dengan 5 persen.

Disusul berturut-turut Biem Benyamin dengan 3,1 persen, Abraham Lunggana dengan 2,3 persen, Djarot Saiful Hidayat dengan 1,3 persen, dan Sandiaga Uni dengan 0,3 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com