Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Tahun Ahok, Warga Puas Masalah Perizinan, Kecewa dengan Transportasi

Kompas.com - 19/11/2015, 07:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Kamis (19/11/2015), genap satu tahun Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Selama pemerintahannya, tak sedikit program yang dijalankan, meskipun masih ada beberapa permasalahan yang belum bisa diselesaikan. Salah satunya adalah penyediaan transportasi massal.

"Skor data yang kami ambil, secara umum 7/10. Tapi transportasi masih di posisi paling bawah. Pasti banyak warga sekarang tidak puas dengan pelayanan transportasi," kata Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu. 

Warga merasa tidak puas dengan pelayanan moda transportasi andalan Jakarta, transjakarta.

Beberapa masalah yang ada di moda transportasi ini di antaranya bus yang tidak laik pakai, bus mudah terbakar, beberapa kasus pelecehan seksual di dalamnya, headway (jarak antar bus) yang terlampau lama, dan sebagainya.

Selain itu, bus-bus sedang di Jakarta seperti metromini dan kopaja yang reyot juga masih beroperasi.

Alternatifnya, kata Hasan, dengan segera menyelesaikan proyek mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT). 

Di sisi lain, warga Jakarta merasa puas dengan terbentuknya Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP).

Hasan mengatakan konsep calo yang diterapkan Basuki di BPTSP DKI, berhasil. Menurut Hasan, Basuki berhasil menghilangkan stigma birokrasi berbelit pada perizinan.

"Perizinan, pendidikan, dan kesehatan yang berada di nilai paling tinggi. Soal mentalitas birokrasi, PTSP sudah bagus. Tapi apa yang lain juga bagus? Itu tetap harus dibenahi," kata Hasan. 

Hingga kini, lanjut dia, belum banyak satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang bisa menyamakan gerak langkah dengan Basuki.

Buktinya banyak lelang program yang gagal, rendahnya serapan anggaran, dan lain-lain.

Bahkan, Hasan memprediksi anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI 2016 kembali disahkan melalui Peraturan Gubernur (Pergub).

"Dari sisi anggaran sama DPRD kan belum harmonis, bisa jadi (APBD 2016) Pergub lagi. Tapi walaupun serapan anggaran tidak bagus, tetap bisa melakukan banyak hal. Seperti pembebasan lahan, normalisasi sungai, dan pembersihan drainase," klaim Hasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com