Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: Publik Khawatir Aksi Teror di Perancis Merembet ke Indonesia

Kompas.com - 19/11/2015, 16:14 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi serangan teroris yang terjadi di ibu kota Perancis, Paris, berdampak psikologis terhadap warga Indonesia.

Hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan, mayoritas masyarakat Indonesia khawatir aksi serupa terjadi di Tanah Air.

Peneliti LSI, Fitri Hari, mengatakan, sebanyak 84,62 persen publik hasil survei merasakan khawatir teror tersebut terjadi pula di Indonesia.

Menurut dia, hanya 13,19 persen warga yang tidak khawatir terjadinya teror dan 2,19 persen tidak menjawab.

"Mayoritas yang kami survei sebanyak 84,62 persen mengaku menyatakan khawatir terjadi aksi terorisme seperti di Paris," kata Fitri dalam jumpa pers di kantor LSI, di Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (19/11/2015).

Pihaknya menyatakan, ada empat alasan masyarakat khawatir dengan serangan teror yang didalangi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Paris tersebut terjadi di Indonesia. Pertama, yakni kelompok radikal tersebut nyatanya telah muncul di Tanah Air.

Publik menyaksikannya melalui pemberitaan media massa mengenai penangkapan terhadap mereka yang terlibat ISIS.

"Publik khawatir karena berita mengenai ISIS sudah ada di Indonesia dan Asia Tenggara," ujar Fitri.

Contohnya, lanjut Fitri, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pernah menangkap terduga anggota ISIS di Bogor. Dalam penangkapan itu, menurut dia, ditemukan seragam ISIS, buku mengenai jihad, dan lainnya.

Penangkapan inilah, menurut dia, yang menjadi alasan kekhawatiran publik. Alasan kedua yakni masa lalu Indonesia yang pernah menjadi target serangan teroris.

Sebanyak 82,50 persen responden menyatakan khawatir aksi terorisme akan kembali terjadi di negeri ini. Hanya 10 persen yang tak khawatir dan 7,50 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

"Dengan adanya peristiwa di Paris, publik khawatir mucul lagi benih terorisme di Indonesia," ujarnya.

Alasan ketiga yakni kondisi ekonomi negeri yang semakin sulit.

Sebanyak 83,78 persen publik percaya bahwa latar belakang pelaku teror adalah mereka yang mengalami kesulitan ekonomi. Sisanya, yaitu 5,41 persen, menjawab tidak percaya dan 10,81 persen tidak tahu.

"Karena pada kasus terorisme yang terjadi sebelumnya di Indonesia, latar belakang pelaku teror adalah mereka yang kehidupan ekonominya sulit," ujar Fitri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Megapolitan
Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Megapolitan
Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com