"Jadi, mereka ya, kalau saya lihat itu tendensiusnya memang pengin saya tidak jadi gubernur. Kalau saya menuduhnya begitu," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (24/11/2015).
Meski begitu, dia mengaku memilih tetap kooperatif selama menjalani pemeriksaan. Sebab, jika tidak, dia bisa dipidana dan dipecat dari jabatan gubernur.
"Kalau saya menolak diperiksa, BPK akan menafsirkan saya tidak kooperatif dan dia bisa pidanakan saya lho. Kalau dipidana, DPRD akan memecat saya dari gubernur," kata Basuki lagi.
Jika kemarin Basuki mengaku sistem penganggaran Pemprov DKI buruk dalam pembelian lahan RS Sumber Waras, kini Basuki kembali mengklaim pembelian lahan RS Sumber Waras sesuai dengan prosedur.
Dia menuding BPK mencari-cari kelemahannya.
"Dia (auditor BPK) tahu Ahok (Basuki) kan orangnya emosional, kalau digituin pasti ngamuk-ngamuk, pasti di dalem (saat pemeriksaan) marah-marah, keluar kata-kata toilet, langsung dinilai tidak kooperatif. Dia enggak tahu, aku sudah belajar sekarang," kata Basuki.
Basuki mengaku saat ini dirinya tidak bisa dijebak karena telah belajar dari pengalaman sebelumnya.
Saat hendak marah-marah, dia masuk ke toilet sehingga tidak dilampiaskan ke orang lagi.
Dia kemudian menantang BPK untuk memublikasikan pemeriksaan kemarin ke publik.
"Enggak usah (publikasi) jawaban saya deh, pertanyaannya apa saja. Saya kan bersedia dibuka nih, divideoin. Mereka ada dua kamera video, rekam di dalam, berani enggak buka? Enggak berani," kata Basuki.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.