Ruang dapur juga terdapat di lantai dua stasiun. Kemudian pada bagian atas stasiun, terdapat cerobong asap khas Eropa.
Jika pergi ke atap stasiun, Anda bisa melihat langsung Terminal Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Priok. Dulu, dari atap stasiun ini dapat terlihat laut pantai utara.
Namun kini, kini pemandangan tersebut tak lagi tampak karena terhalang gedung tinggi di pelabuhan.
Jika berada di atap stasiun, Anda juga bisa melihat bangunan stasiun yang sebenarnya tidak menyatu.
Bangunan pertama melingkupi peron dengan konstruksi besi atap seng. Bangunan kedua melingkupi fasilitas stasiun seperti ruang dansa, hotel, bar, dapur dan kantor.
Punya tempat menginap
Kembali ke lantai dasar, tepatnya di sisi kanan peron, terdapat kantor stasiun. Mulai dari kepala stasiun hingga staf lainnya berkantor di lantai dasar tersebut.
Tepat di bagian atas kantor, terdapat sejumlah ruangan yang dulunya berfungsi sebagai penginapan. Ada sembilan kamar dengan luas 5x6 meter di bagian atas kantor.
"Itu semacam penginapan ada sembilan kamar. Jadi tamu-tamu hotel kolonial Belanda menunggu kapal untuk kembali ke negara mereka, mereka menunggu dan beristirahat di sini. Setelah kapal datang mereka pergi," kata Wakil Kepala Stasiun Tanjung Priok Armidi.
Kepala Stasiun Tanjung Priok Sahlan menyampaikan, renovasi yang dilakukan di stasiun itu tidak banyak mengubah konstruksi bangunan.
Salah satunya, atap melengkung setengah lingkaran yang masih dipertahankan. "Sengnya sudah lama dan bersejarah, jadi enggak diubah," kata Sahlan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.