Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Lapas Narkotika Cipinang, 174 Orang Mengidap HIV

Kompas.com - 01/12/2015, 13:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lebih dari 100 narapidana Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Utara, mengidap HIV.

Kepala Lapas Narkotika Cipinang Andika Dwi Prasetyo mengatakan, jumlah pengidap HIV di lapas yang dipimpinnya untuk tahun ini mencapai 174 orang.

"Jumlah penderita HIV 174 orang, lima di antaranya itu sekarang kondisinya sedang drop dan dirawat di klinik kami yang ada di lapas," kata Andika melalui sambungan telepon, Selasa (1/12/2015).

Andika mengatakan, saat ini sebanyak 60 napi sudah mendapat pengobatan dengan Anti Retro Viral (ARV).

Pihaknya bekerja sama dengan delapan instansi, baik pemerintah maupun yayasan, untuk menangani napi yang mengidap penyakit mematikan tersebut.

Misalnya, dengan Dinas Kesehatan DKI, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, RS Polri, Yayasan Red Intitute, dan Yayasan Kharisma.

Andika melanjutkan, pihaknya juga menyediakan klinik yang dapat merawat, seperti di rumah sakit. Napi yang mengidap HIV bisa berobat kesehatan di klinik tersebut.

"Seperti lima orang napi yang drop tadi itu sedang dirawat di klinik. Dan ada 15 orang yang menderita TBC, diare, atau penyakit penyertanya, itu kita obati," ujar Andika.

Meski menangani khusus, pihaknya tidak memisahkan napi penyandang orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan napi lainnya.

Alasannya berkaitan dengan HAM dan supaya tidak ada tindakan diskriminasi antara napi yang mengidap HIV dengan yang tidak. Pihaknya juga merahasiakan nama yang bersangkutan dengan alasan di atas.

"Kita tidak kelompok-kelompokkan. Kalau ada napi yang komplain baru kita pindahkan, tetapi sampai saat ini tidak ada yang komplain. Dan mereka cenderung saling men-support kalau tahu ada temannya yang mengidap HIV," ujar Andika.

Edukasi

Namun, untuk mencegah terjadinya penularan sesama napi di dalam lapas, pihaknya memberikan edukasi soal HIV/AIDS.

Andika mengaku belum mendapat laporan soal penularan HIV akibat hubungan seks sesama jenis di dalam lapas.

"Karena mereka sudah terinfeksi dari luar sebelum masuk sini. Data 174 orang tadi itu kita dapat saat melakukan pengecekan kesehatan kepada napi yang baru masuk. Jadi memang setiap napi yang masuk, kita cek kesehatannya, termasuk tes HIV," ujar Andika.

Meski tak menyebut data tahun lalu, Andika mengatakan bahwa saat ini jumlah pengidap HIV di lapas tersebut menurun.

Pada momen hari HIV/AIDS sedunia pada 1 Desember 2015 ini, pihaknya akan menggalakkan edukasi untuk mencegah penularan HIV antarnapi.

"Kami edukasi dan beri kesadaran bahwa harus hindari penularan karena penularannya kan melalui darah dan hubungan seks. Dan bagi yang sudah positif, harus punya kesadaran untuk mengobati," ujar Andika.

Ia mengakui, menangani napi yang mengidap HIV bukan pekerjaan mudah, termasuk anak buahnya yang berada bersama napi-napi tersebut.

"Secara manusiawi, rasa ngeri ada. Tetapi, sampai sekarang tidak ada anak buah saya yang tidak mau masuk kerja hanya karena ngeri," ujar Andika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Megapolitan
Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com