Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Polisi "Nakal" Tawarkan Titip Denda Tilang Diunggah ke YouTube

Kompas.com - 02/12/2015, 07:30 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Polisi dan sopir kembali berdebat soal SIM dan uang yang sudah diberikan. Hingga akhirnya polisi mengembalikan uang yang sudah diberikan sopir dan polisi menjauh dari mobil.

Tak dibenarkan
Kepala bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal tak membenarkan aksi polantas dalam rekaman tersebut.

Menurut Iqbal, oknum polisi tersebut tergolong "nakal". "Iya nakal. Tapi duitnya kan sudah dikembalikan dan memang tidak boleh (titip denda tilang)," kata Iqbal di Jakarta.

Menurut Iqbal, peristiwa tersebut sudah terjadi cukup lama dan dipastikan oknum polisi itu telah diproses.

"Itu sudah diselidiki dan dilakukan proses. Sudah diperiksa Propam," kata Iqbal.

Bayar sendiri
Secara terpisah, Kepala Subdirektorat Pendidikan dan Rekayasa Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Agustin S menjelaskan, ada dua prosedur penyelesaian perkara tilang.

Pertama, dapat dilakukan penyidangan di pengadilan negeri dengan surat tilang merah. Kedua, lewat pembayaran ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan surat tilang biru.

"Tapi, kalau misalnya saran kita kalau dia orang luar kota, dia minta tilang warna biru. Tapi dendanya maksimal," jelas Agustin.

Untuk tilang berwarna biru, SIM atau STNK sopir akan ditahan terlebih dahulu. Setelah sopir membayar ke Bank BRI, maka dokumennya dapat kembali lagi.

"Setelah dia membayar ke bank dan diserahkan ke polisi lagi, baru barang buktinya diserahkan," tambah Agustin.

Lapor Propam
Agustin meminta masyarakat pro-aktif ketika mengalami peristiwa yang menyangkut profesionalitas kerja polisi. Sebab, tak semua polisi baik.

"Kalaupun masyarakat tadi ada polisi yang nakal tadi, catat namanya, pangkatnya apa, jam berapa dia melakukan perbuatan itu, tempatnya di mana," kata Agustin.

Masyarakat diminta melapor ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) untuk ditindaklanjuti. Sebab, pelaporan tersebut bagian dari kontrol sosial.

"Jadi tidak semua polisi kan baik, mungkin, mohon maaf ada polisi yang nakal. Banyak polisi yang sudah dipecat dan diturunkan pangkat karena perilakunya tidak pas," tutup Agustin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com