Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2015, 15:53 WIB
Hingga Minggu sore, 18 orang meninggal, termasuk Sudikman. Adapun enam lainnya masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Jasad Sudikman dikenali keluarga dan kawan-kawannya antara lain dari pakaian yang dikenakannya.

Pakaian yang melekat di tubuhnya itu sama seperti pakaian yang digunakan saat keluar dari rumah teman-teman tempatnya bermalam sebelumnya.

Bus Metromini 80 bertarif Rp 4.000 itu menjadi angkutan yang jamak digunakan buruh konfeksi seperti Sudikman. Harap maklum, bus itu melintasi kawasan Kalideres yang menjadi salah satu sentra konfeksi di Jakarta.

"Sebenarnya, bus itu tujuan Kalideres-Grogol. Tapi, biasanya sampai Jembatan Lima sudah putar balik," kata Suyanti (36).

Suyanti adalah adik Tujimin (38). Tujimin juga meninggal dalam kecelakaan maut tersebut.

Hampir sama dengan Sudikman, Tujimin juga menggunakan bus itu dari rumah keluarga di Jembatan Lima ke Kalideres, tempatnya bekerja di sebuah perusahaan konfeksi.

Pagi kemarin, Tujimin bersama dua rekannya hendak kembali ke tempat kerja mereka. Ketiganya naik dari lokasi yang sama. Hanya saja masing-masing memilih bus yang berbeda.

Satu bus sudah sampai di Kalideres dengan selamat. Adapun Tujimin berada di bus kedua yang mengalami kecelakaan itu.

Tiga bus di waktu yang bersamaan membuat pengemudi bus berlomba-lomba memacu kendaraan. Menerobos palang pelintasan pun dilakukan. Hal ini, menurut Suyanti, jamak terjadi.

"Kadang-kadang, di bus itu saya mual saking ngebut-nya si pengemudi. Kayak mereka enggak bawa orang saja," ucap Suyanti yang kerap menggunakan bus Metromini 80 itu.

Karena keterbatasan pilihan angkutan massal di rute tersebut, mereka tetap memakai metromini itu meskipun pelayanan yang diberikan sangat membahayakan keselamatan mereka.

Akhirnya, ajal membuat Tujiman harus berpisah dengan istri dan empat anaknya, termasuk si bungsu yang baru berumur satu tahun.

Sopir sang pengusaha

Perbaikan mendasar dibutuhkan untuk memperbaiki angkutan massal kita agar lebih menjamin keselamatan penumpang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com