Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penusukan Pengemudi Go-Jek Menurut Sang Kakak

Kompas.com - 10/12/2015, 08:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang pengemudi Go-Jek, Septiyan (20), ditusuk tukang parkir tempat karaoke di Sunter Mall, Jakarta Utara, hingga tewas.

Septiyan tewas ditusuk pada Rabu (9/12/2015) saat menolong kakaknya, Suhardi. Menurut penuturan Suhardi, ia meminta tolong adiknya karena dikeroyok tukang parkir liar yang menantangnya bersama dengan sekelompok orang.

Kejadian itu berawal ketika Suhardi yang juga pengemudi Go-Jek tersebut menerima order untuk mengambil makanan di salah satu restoran di Sunter Mall.

Kemudian, ketika ia akan keluar mal untuk mengantarkan makanan kepada pelanggan, seorang tukang parkir menagih biaya parkir. (Baca: Pengemudi Go-Jek Tewas Ditusuk Tukang Parkir Saat Menolong Kakaknya)

"Saya bilang ke dia, kalau setiap ambil order ke sini enggak bayar parkir. Kan resto itu enggak masuk ke zona parkir mal, malahan biasanya cuma klakson dan bilang 'makasih, Bang'. Akan tetapi, kok kali ini si juru parkir minta dan paksa saya," tutur Suhardi di Rumah Sakit Royal Progress, Jakarta.

Meskipun demikian, Suhardi mengaku berniat untuk membayar biaya parkir yang ditagih. Namun, saat merogoh kantong celana untuk mencari uang, sebuah pukulan keras menghantam wajahnya.

"Belum juga beranjak dari bangku motor, saya justru langsung di-bogem mentah sama itu orang. Pelipis kiri robek, nih," kata dia.

Tak terima dipukul, Suhardi menuju pangkalan ojek untuk meminta bantuan. Namun, ketika itu teman-temannya tidak menanggapi permintaan bantuan tersebut.

Suhardi lantas meminta bantuan kepada adiknya, Septiyan, yang kebetulan berada di kawasan Sunter. "Dia (Septiyan) datang sama temannya, Izul. Nah saat itu juga, kami bertiga ke lokasi," sambung Suhardi.

Tak lama sampai di lokasi, sekelompok orang yang merupakan teman juru parkir itu langsung memukuli mereka dengan balok. Kepala kiri Suhardi tak luput dari hantaman balok.

Menurut dia, ketika itu ada puluhan pelaku yang mengeroyoknya. Suhardi mengaku melihat Septiyan dipukul dengan balok.

"Kami pun lari misahin diri. Saya kembali samperin adik saya. Adik saya sudah bersimbah darah di depan pintu keluar Mal Sunter. Saya lihat, lukanya berupa tusukan di paha sebelah kanan bawah," tutur dia.

Terkait tewasnya Septiyan ini, sejumlah pengemudi Go-Jek ramai-ramai masuk ke Sunter Mall. Mereka menuntut pengelola mal untuk bertanggung jawab. (Baca: Temannya Tewas, Para Pengemudi Go-Jek Ramai-ramai Masuk Mal Sunter)

Para pengemudi Go-Jek tersebut juga meminta polisi segera menangkap pembunuh Septiyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com