JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan soal ketidaksesuaian antara belanja tidak langsung dan rinciannya dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) DKI 2016.
Dalam RAPBD 2016 itu tertulis total biaya tidak langsung Rp 24,5 triliun. Namun, jika angka pada bagian rincian belanja tidak langsung tersebut ditambahkan satu per satu, maka nilainya tidak mencapai Rp 24,5 triliun, melainkan hanya Rp 24 triliun.
Ahok mengatakan selisih anggaran tersebut sesungguhnya merupakan biaya tak terduga.
"Itu biaya tidak terduga sebetulnya. Ada biaya tidak terduga yang enggak dimasukan," ujar Ahok di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (18/12/2015).
Ahok mengatakan biaya tidak terduga itu biasa digunakan ketika ada bencana seperti banjir. Berdasarkan rinciannya, belanja tidak langsung dalam RPABD 2016 itu terdiri dari belanja pegawai Rp 17,9 triliun; belanja bunga Rp 30 miliar; belanja subsidi Rp 1,6 triliun; belanja hibah Rp 1,9 triliun; belanja sosial Rp 2,5 triliun; dan bantuan parpol Rp 1,8 miliar.
"Bila ditotal jumlahnya Rp 24 triliun," ujar anggota Fraksi Gerindra Aristo Purboadji saat menyampaikan pandangan umum fraksi atas pidato Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengenai pengantar nota keuangan dan RAPBD tahun anggaran 2016 di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (18/12/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.