Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilai Perumahan di Mampang Bukan Aset TNI, Warga Akan Tempuh Jalur Hukum

Kompas.com - 17/01/2016, 10:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Perumahan Zeni TNI Angkatan Darat di Mampang, Jakarta Selatan menyebut bahwa lahan dan rumah mereka yang ditertibkan oleh Kodam Jaya, bukan merupakan milik TNI AD.

Lahan itu diklaim dimiliki orangtua mereka yang merupakan purnawirawan prajurit TNI AD.

Idris (49), warga yang mertuanya purnawirawan TNI dan memiliki rumah di dalam perumahan tersebut mengatakan, sejarahnya tanah di lingkungan ini berawal sekitar tahun 1959 saat prajurit TNI mengikuti proyek pembangunan di Senayan.

Kemudian, untuk mendapatkan tempat tinggal dekat, sejumlah prajurit sepakat mengumpulkan uang gaji dan mencari lahan. Akhirnya, dipilihlah lokasinya di Mampang.

"Tanah di sini hasil jerih payah orang tua kami saat proyek di Senayan dulu. Kemudian uang mereka dikumpulkan ke komandannya waktu itu lalu mencari tanah di sini," kata Idris, di lokasi penertiban, Minggu (17/1/2016).

Bukti kepemilikannya, menurut Idris, ada pada girik yang dipegang Komandan Komplek. Namun, girik tersebut akhirnya hilang karena bencana banjir.

"Surat girik itu dipegang sama Danplek di sini Pak Tomo, itu kena musibah banjir hilang begitu saja. Dia juga sudah buat pernyataan bahwa ini bukan aset TNI," ujar pria yang mengaku sebagai menantu purnawirawan Kapten Giman itu.

Idris mengakui sudah ada pengganti berupa rumah dari Kodam Jaya di daerah Cilodong. Pihak Kodam Jaya telah menyiapkan rumah bersertifikat yang bisa dimiliki warga yang ditertibkan ini. Namun, Idris nampaknya belum sepenuhnya menerima.

"Kita kalau di sana jauh dan belum tahu lokasinya di sana (Cilodong) seperti apa. Dan itu tadi kekuatan (hak) kita di sana bagaimana kita belum tahu," ujar Idris.

Dia mengaku memilih menyewa tempat tinggal di Jakarta dan belum mau menempati rumah yang diberikan di Cilodong. Dirinya pun berniat menempuh jalur hukum atas masalah ini.

"Rencananya mau mengambil jalur hukum. Pengacara sudah ada," ujar Idris.

Kepala Penerangan Kodam Jaya, Kolonel Infanteri Heri Prakosa mengatakan, ini adalah kegiatan relokasi yang dilakukan TNI terhadap aset negara. Sejak tahun 2010, ada 117 kepala keluarga yang hendak direlokasi.

Namun, sebagian sudah direlokasi dan sisanya saat ini yakni 60 kepala keluarga, ditambah 10 keluarga tambahan yang baru.

"Yang 60 KK kita relokasi ke Cilodong, di sana kita siapkan rumah bersertifikat. Terserah mereka mau jual (bisa)," ujar Heri.

Heri beralasan, pemberian rumah bersertifikat bagi mereka yang direlokasi ini sebagai jalan tengah.

"Kita ambil sama-sama memenangkan biar tidak terjadi pergolakan. TNI AD klaim tanah negara, mereka mengklaim kumpul-kumpul uang dari orangtua, kita ambil jalan tengah," ujar Heri.

Namun, ia menegaskan bahwa lahan tersebut adalah milik TNI.

"Yang jelas ini kami miliki sejak tahun 1959," ujar Heri.

Sementara itu, bagi 10 kepala keluarga tambahan baru, akan direlokasi ke Pasar Minggu. Namun, mereka tidak mendapat rumah bersertifikat. Bagi mereka disiapkan kontrakan yang 6 bulan pertama telah dibayarkan pihak TNI.

"Setelah enam bulan, mereka membayar sendiri. Sewanya Rp 1 juta - Rp 1,5 juta," ujar Heri.

Selain itu, TNI AD juga menyiapkan uang kompensasi Rp 20 juta sampai Rp 75 juta. Besaran nilai kompensasi itu diberikan sesuai golongan dan kepangkatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Megapolitan
Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Megapolitan
Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Megapolitan
PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com