Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/01/2016, 15:48 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Jajanan bernama "Kotak Kado" yang di dalamnya terdapat benda menyerupai kondom pertama kali ditemukan di Pekayon, Bekasi Selatan.

Namun, kini jajanan tersebut tidak lagi ditemukan di lingkungan sekolah-sekolah. Kompas.com mencoba mencari jajanan tersebut di sekitar SDN Pekayon Jaya VI.

Salah satu penjual mainan dan makanan di sana, Sukarno, mengatakan, dia tidak menjual benda itu.

"Saya dari sebelum ramai-ramai di TV, enggak pernah jualan itu," ujar Sukarno, Senin (25/1/2016).

Sukarno mengaku kini jadi sering mendapat pertanyaan dari orangtua siswa gara-gara jajanan Kotak Kado tersebut.

Para orangtua mencoba memastikan bahwa dia tidak menjual barang seperti itu. Sukarno mengaku kesal dengan produsen jajanan yang memasukkan benda seperti kondom di dalamnya. Sebab, hal itu merugikan dia juga.

"Saya jadi kena juga nih ditanyain macam-macam sama orangtua. Padahal, saya jualannya yang benar, enggak aneh-aneh deh," ujar Sukarno.

Setelah itu, Kompas.com mencoba mencari Kotak Kado di Pasar Pagi Pekayon dan lingkungan sekolah SDN Pekayon Jaya I. Namun, semua warung di sana tidak menjual barang tersebut.

Rupanya, kepolisian dari Polsek Bekasi Barat sudah menarik jajanan tersebut dari peredaran, khususnya di Pekayon. Sekarang, kawasan Pekayon sudah steril dari benda tersebut.

"Untuk meredam kekhawatiran, sudah kita tarik. Sekarang kalau dicari lagi sudah enggak ada," ujar Kepala Polsek Bekasi Selatan Komisaris Jayadi.

Jayadi mengatakan, polisi sudah berkeliling untuk memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada pedagang agar tidak menjual barang itu.

Polisi juga sudah melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah yang disebut menjadi lokasi peredaran jajanan Kotak Kado itu.

Selain itu, Polsek Bekasi Selatan juga menyebarkan lembar pengumuman kepada warga. Di lembar pengumuman itu, polisi meminta warga segera melapor jika menemukan kembali jajanan Kotak Kado berisi benda menyerupai kondom itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Dishub DKI Targetkan 70 ETLE Tambahan Selesai Dipasang 31 Desember

Dishub DKI Targetkan 70 ETLE Tambahan Selesai Dipasang 31 Desember

Megapolitan
Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa dan Ancaman Serius 'Suicide Epidemic'

Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa dan Ancaman Serius "Suicide Epidemic"

Megapolitan
Emak-emak Pakai Toga bak Wisudawan di Cempaka Putih, Rayakan Kelulusan 'Sekolah Lansia'

Emak-emak Pakai Toga bak Wisudawan di Cempaka Putih, Rayakan Kelulusan "Sekolah Lansia"

Megapolitan
Polisi Duga Jenazah 4 Anak di Jagakarsa Sudah Tewas Lebih dari 3 hari

Polisi Duga Jenazah 4 Anak di Jagakarsa Sudah Tewas Lebih dari 3 hari

Megapolitan
Siswa SD yang Kakinya Diamputasi karena Kanker Tulang Sempat Sedot Cairan Paru-Paru

Siswa SD yang Kakinya Diamputasi karena Kanker Tulang Sempat Sedot Cairan Paru-Paru

Megapolitan
Lapas Kelas II A Tangerang Bentuk Tim Khusus Buru Tahanan Kasus Penganiayaan yang Kabur

Lapas Kelas II A Tangerang Bentuk Tim Khusus Buru Tahanan Kasus Penganiayaan yang Kabur

Megapolitan
Polisi Akan Periksa Kondisi Kejiwaan Ayah Terduga Pelaku Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa

Polisi Akan Periksa Kondisi Kejiwaan Ayah Terduga Pelaku Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa

Megapolitan
Pedagang Keluhkan Kualitas Cabai Terkadang Jelek, padahal Harga Naik Jadi Rp 100.000 Per Kg

Pedagang Keluhkan Kualitas Cabai Terkadang Jelek, padahal Harga Naik Jadi Rp 100.000 Per Kg

Megapolitan
Ayah di Jagakarsa Diduga Lakukan Pembunuhan Berencana pada 4 Anaknya, Pakar: Harus Dihukum Mati

Ayah di Jagakarsa Diduga Lakukan Pembunuhan Berencana pada 4 Anaknya, Pakar: Harus Dihukum Mati

Megapolitan
Yenny Wahid Selipkan Pesan Pilih Ganjar-Mahfud Saat Hadiri Hadiri Istigasah di Depok

Yenny Wahid Selipkan Pesan Pilih Ganjar-Mahfud Saat Hadiri Hadiri Istigasah di Depok

Megapolitan
Tahanan yang Kabur dari Lapas Kelas II A Tangerang Baru Dititipkan Kurang dari Sebulan

Tahanan yang Kabur dari Lapas Kelas II A Tangerang Baru Dititipkan Kurang dari Sebulan

Megapolitan
Kasus Ayah Diduga Bunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Naik ke Penyidikan

Kasus Ayah Diduga Bunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Naik ke Penyidikan

Megapolitan
Masih Uji Coba, Bus Transjakarta Rute Bandara Soekarno-Hatta Tetap Gratis sampai 2024

Masih Uji Coba, Bus Transjakarta Rute Bandara Soekarno-Hatta Tetap Gratis sampai 2024

Megapolitan
Tolak RUU DKJ soal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Ketua DPP PKS: Mengebiri Hak Demokrasi Warga Jakarta

Tolak RUU DKJ soal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Ketua DPP PKS: Mengebiri Hak Demokrasi Warga Jakarta

Megapolitan
Sosiolog: Faktor Ekonomi Diduga Jadi Pemicu Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Sosiolog: Faktor Ekonomi Diduga Jadi Pemicu Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com