Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Izin Edar Minuman "Magic Wash" Baru Akan Diajukan

Kompas.com - 27/01/2016, 11:44 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Izin minuman berkemasan botol sabun cuci piring dipertanyakan. Izin tersebut untuk mengetahui kesehatan dari minuman dan tentang wadah yang dipakainya.

Salah satu pemilik usaha minuman tersebut, Vialyne Dinata, mengatakan, pihaknya saat ini belum mengurus izin ke BPOM setempat.

"Awalnya, kami pikir ini untuk iseng-iseng saja, coba berwirausaha dan sekali event saja, mengingat kesibukan kami di fakultas, ditambah tahun ini sudah mau masuk profesi dokter (koas)," kata Vialyne kepada Kompas.com,Selasa (26/1/2016).

Namun, dia mengatakan, ke depannya akan segera merencanakan pengurusan izin edarnya. Untuk wadahnya sendiri, Vialyne menuturkan bahwa produk ini sempat dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

Mereka berpikir bahwa kemasan yang dipakai untuk minuman tersebut merupakan botol bekas sabun cuci piring.

"Tetapi, ya kami jelaskan kalau kami pakai botol baru, bukan bekas. Buatan pabrik yang memang bentuknya saja seperti botol sabun cuci piring," ucap dia.

Vialyne menambahkan, wadah yang digunakan pun aman alias food grade dengan kode nomor satu. Kode itu tertera pada bagian bawah dan seperti yang digunakan oleh kemasan air mineral kebanyakan.

Sebelumnya diberitakan, minuman dalam kemasan serupa botol sabun cuci piring ini merupakan produk dengan brand Magic Wash. Magic Wash merupakan kreasi dari lima mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya.

Mereka adalah Vialyne Dinata, Steven Hannata, Panji Adhytama, Yosua Halim, dan Selvi Hokman. Minuman itu terdiri atas dua jenis berbahan dasar, yakni susu dan soda, dan dibanderol dengan harga Rp 15.000 sampai Rp 20.000.

"Kalau susu ada rasa cokelat, taro, green tea, dan bubble gum. Kalau soda itu ada yang rasa jeruk, anggur, melon, dan berry," ujar Vialyne.

Saat ini, Magic Wash hanya dipasarkan melalui akun Instagram dan sebatas di wilayah Malang saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com