Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cinta Lulung Berawal dari Pesta Ulang Tahun

Kompas.com - 14/02/2016, 05:43 WIB
Jessi Carina

Penulis

Dia akhirnya naik ke lantai 2 rumahnya meskipun dia tidak yakin Emma berada di sana. Sebab, Emma masih belum sanggup menaiki tangga.

Ternyata benar, Emma berada di sebuah kamar di lantai 2. Di sana, Emma bersama anak-anaknya yang sudah tidak tinggal serumah dengan Lulung lagi.

Pemandangan itu membuat Lulung bingung karena ternyata mereka sedang terisak-isak.

"Saya tanya, kalian kenapa. Mereka pun cerita kalau saya di-bully di Twitter. 'Kenapa pada bully papa?'," ujar Lulung mengingat pertanyaan keluarganya kepada dia.

Kepada Lulung, Emma bertanya, apakah Lulung benar-benar terlibat korupsi UPS. Emma begitu khawatir kalau suaminya benar melakukan tindakan itu.

Diberondong pertanyaan, Lulung pun paham. Tiba saatnya dia harus menjelaskan semuanya kepada istri dan anak-anaknya.

"Yuk sepakat di sini. Papa enggak bisa bilang ke publik bahwa papa benar karena mereka tidak akan percaya."

"Tetapi, papa bisa nyatakan ke keluarga bahwa papa tidak terlibat dalam kasus UPS. Kalian yakini itu agar papa bisa merasa bebas dari tuduhan orang karena papa yakin keluarga papa ada untuk mendukung," ujar Lulung mengulang pernyataannya kepada keluarga, dulu.

Lulung mengatakan, suasana pada pagi itu menjadi sangat haru. Dia bahagia karena istri dan anak-anaknya pada akhirnya memercayainya.

Hari itu, Lulung seakan mendapatkan kekuatan untuk menghadapi berbagai cibiran yang menimpanya. Kekuatan itu, kata dia, tidak lain bersumber dari cinta istri dan anak-anak.

Sampai akhirnya beberapa hari kemudian, Lulung kembali tampil di media sambil tertawa-tawa menanggapi namanya yang jadi trending topic.

Semua cibiran dan cemoohan itu tidak jadi persoalan lagi bagi Lulung. Selama ada Emma, selama ada anak-anaknya, Lulung merasa mampu menghadapi apa saja.

"Saya bisa seperti ini, saya maju, itu semua karena dukungan istri saya, Emma, dan anak-anak," ujar Lulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com