Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Ruas Jalan Utama Mulai Rusak

Kompas.com - 03/03/2016, 19:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Hujan deras yang sempat menyebabkan banjir dan genangan air di sejumlah wilayah Jakarta menyebabkan kerusakan jalan di beberapa titik.

Berdasarkan pantauan Kompas di Jakarta Barat, jalan rusak ditemukan antara lain di Jalan Palapa, Cengkareng; Jalan Panjang arah ke Pesing; dan Jalan Tubagus Angke.

Jalan Palapa rusak parah setelah terendam banjir sebulan terakhir.

Aspal jalan tergerus sehingga membentuk kubangan-kubangan berdiameter 1-1,5 meter. Pengendara sepeda motor, mobil, dan truk yang melintas di jalan itu pun kesulitan.

Selain berlubang, jalan juga licin karena masih tergenang air. Jalan yang rusak parah itu sepanjang sekitar 500 meter dari arah Rawa Buaya ke Jalan Daan Mogot.

Sadam (16), warga di lokasi itu, mengatakan, sudah sekitar dua bulan terakhir jalan rusak parah.

Menurut dia, ada alat berat yang setiap hari mengeruk jalan tersebut, tetapi tidak kunjung selesai.

Sadam menambahkan, sudah beberapa pengendara sepeda motor terjatuh karena licin. Kondisi jalan membahayakan pengendara, terutama saat malam hari.

Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat Junaedy Nelman Patandung menuturkan, Jalan Palapa di Rawa Buaya sebenarnya sudah dibeton.

Namun, di sejumlah titik beton itu ditinggikan dengan lapisan aspal. Jalan ditinggikan untuk menghindari limpasan air dari saluran got.

Namun, lama-kelamaan aspal itu amblas dan mengelupas. Saat ini, ia sedang mencoba mengeruk aspal yang menutupi lapisan beton.

Menurut rencana, Jalan Palapa juga akan ditinggikan kembali.

"Di sana pembenahan harus menyeluruh. Bukan hanya jalannya, tetapi juga saluran airnya. Selama saluran air jelek, jalan tetap rusak," ujar Junaedy.

Ia menambahkan, pekerjaan jalan di ruas Palapa saat ini terkendala cuaca.

Di Jakarta Timur, sejumlah ruas jalan yang menjadi akses utama juga mulai rusak. Titik-titik kerusakan itu antara lain tersebar di Jalan DI Panjaitan, Jalan Otista Raya, dan Jalan Basuki Rahmat.

Tiga ruas jalan itu menjadi akses utama warga dari arah timur menuju pusat kota.

Kerusakan di Jalan DI Panjaitan terlihat sepanjang 1 kilometer, mulai dari perempatan Jalan Kalimalang hingga perempatan ke Jalan MT Haryono.

Ruas jalan itu mengelupas lapisan aspalnya sehingga pasir dan batu memenuhi permukaan jalan.

Juni (32), seorang pengendara sepeda motor, mengaku harus hati-hati setiap kali melintasi Jalan DI Panjaitan karena rawan tergelincir.

"Permukaan jalan tertutup pasir dan batu kerikil, sementara kondisi jalan juga rusak. Jika tidak hati-hati, motor saya bisa tergelincir," tuturnya.

Kondisi serupa ditemukan di Jalan Basuki Rahmat, tepatnya di depan area Apartemen Bassura. Aspal di jalan itu mengelupas.

Sementara di Jalan Raya Otista, kerusakan didominasi jalan berlubang selebar 30-50 cm dengan kedalaman lebih dari 10 cm.

Para pengguna mobil dan sepeda motor berusaha menghindari lubang-lubang itu sehingga rawan kecelakaan.

Hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda perbaikan pada ruas-ruas jalan yang rusak. Juga tidak ada rambu peringatan di sekitarnya.

Belum ideal

Anggaran pemeliharaan jalan DKI Jakarta tahun ini, yakni sekitar Rp 800 miliar, dinilai belum ideal untuk mengimbangi kerusakan.

Selain beban kendaraan, genangan air dan tambal sulam jaringan utilitas mempercepat kerusakan jalan.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal, di Balai Kota Jakarta, Rabu, menyebutkan, luas badan jalan yang harus dipelihara di Jakarta tahun ini sekitar 50 juta meter persegi.

Jumlah itu naik dibandingkan dengan jumlah sebelumnya, yakni 41 juta meter persegi, karena ada pelimpahan kewenangan sebagian jalan nasional.

Anggaran Rp 800 miliar baru menutup sekitar 15 persen kebutuhan pemeliharaan.

"Idealnya 20 persen (kebutuhan) sehingga pada tahun kelima seluruh jalan telah dipelihara dan kami bisa memulai perbaikan total sebagian jalan pada tahun keenam," ujarnya.

Yusmada menolak anggapan bahwa mutu jalan tidak baik. Menurut dia, jalan-jalan di DKI Jakarta dibangun dengan mutu sekelas jalan tol.

Jalan di terowongan, pelintasan kereta api, atau jalur transjakarta bahkan dibangun dengan beton mutu terbaik yang hanya dalam beberapa jam sejak pembangunan sudah bisa dilalui kendaraan.

Yusmada mengaku ada lonjakan laporan kerusakan jalan akibat hujan dan genangan belakangan ini. "Kami akan perbaiki secara bertahap," ujarnya.

(DEA/MDN/MKN)


---

Artikel ini sebelumnya dimuat dalam Harian Kompas, edisi 3 Maret 2016, dengan judul "Sejumlah Ruas Jalan Utama Mulai Rusak"


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com