Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Teman Ahok Mencuri Perhatian Sang Gubernur...

Kompas.com - 06/03/2016, 09:25 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komunitas Teman Ahok mulai mengumpulkan fotokopi KTP untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sekitar Juli tahun lalu. Ketika itu, tidak ada pengakuan sama sekali dari Basuki terhadap sekumpulan anak muda yang mencari "tiket" untuk dia maju Pilkada DKI lewat jalur independen.

Pria yang akrab disapa Ahok ini hanya mengucapkan terima kasih karena ada warga yang mau membantunya. Terlebih lagi, Ahok tidak bergabung dengan partai politik mana pun setelah keluar dari keanggotaan Partai Gerindra.

"Terima kasih, lumayan kalau ada yang dukung saya," kata Basuki di Balai Kota, Senin (8/6/2015).

Namun, Ahok tidak berniat untuk mencoba lebih akrab dengan Teman Ahok. Ketika itu, dia tegas mengatakan tidak akan mengundang relawan Teman Ahok untuk sekadar bertemu dan makan siang dengannya. Dengan alasan, dia tidak yakin bahwa Teman Ahok mampu mengumpulkan fotokopi satu juta KTP.

Dia tidak ingin gegabah mengundang relawan yang belum tentu bisa memberi dia "tiket". "Bikin repot saja sebenarnya. Kan mesti terkumpul fotokopi satu juta KTP, nanti kalau baru terkumpul KTP sedikit, malah banyak yang bikin website kedua, ketiga, dan lainnya, bisa mabok saya," kata Ahok. (Baca: "Teman Ahok" Gambarkan Ahok Dihipnosis Banteng Hitam Bermata Merah)

Teman Ahok buktikan diri

Meski tidak mendapat perhatian dari Ahok, Teman Ahok ternyata tidak patah semangat. Teman Ahok membuktikan konsistensinya dengan giat mengumpulkan fotokopi KTP. Mereka membuka booth-booth di pusat perbelanjaan dan membangun posko di rumah-rumah relawan.

Semua itu dilakukan demi menjadikan Ahok gubernur lagi pada periode mendatang. Sampai akhirnya, pada Desember 2015 lalu, Teman Ahok memberikan "kado" Natal untuk Ahok berupa fotokopi KTP yang sudah memenuhi syarat minimal KPU.

Mereka mampu mengumpulkan lebih dari 530.000 fotokopi KTP yang merupakan syarat calon independen untuk maju Pilkada DKI 2017. Tepat satu bulan setelah kado tersebut, Ahok mengundang Teman Ahok untuk makan siang di Balai Kota Dki, Senin (25/1/2016).

Ada sekitar enam orang anggota Teman Ahok yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. Juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, mengatakan, pertemuan selama lebih kurang 60 menit itu hanya mengobrol santai dengan Basuki.

"Ini pertemuan pertama Teman Ahok dan Pak Ahok. Tadi ngobrol santai, tetapi kami menegaskan jumlah fotokopi KTP cukup untuk maju secara independen," kata Amalia.

Dalam pertemuan itu, Teman Ahok mengaku ditantang oleh Ahok untuk mengumpulkan hingga satu juta fotokopi KTP. Ahok juga menegaskan bakal maju mencalonkan diri sebagai gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 melalui jalur independen.

"Ini juga waktunya masih panjang untuk mengumpulkan (KTP) itu. Kami sudah dapat sinyal positif, Pak Ahok senang kalau maju secara independen," kata Basuki.

Pengakuan dari Ahok

Namun, kini, Teman Ahok sudah mendapatkan pengakuan dari Ahok. Hal ini terlihat ketika Ahok membantah menjadikan koordinator juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menjadi tim suksesnya menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ahok menyebut, timsesnya hingga kini adalah pendukungnya yang tengah mengumpulkan satu juta fotokopi KTP, Teman Ahok.

"Timses saya semua ada di Teman Ahok. Yang gratisan saja," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (2/3/2016).

Bahkan, Ahok juga sempat mengatakan bahwa partai yang ingin mengusungnya harus meminta izin terlebih dahulu kepada Teman Ahok. Tanpa restu dari kelompok pendukungnya itu, Ahok tidak akan menyetujui.

"Makanya, saya bilang, kalau Anda mau ngusung tentu harus izin Teman Ahok dong. Mereka sudah bekerja ngumpulin (fotokopi KTP) begitu banyak," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com