Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukit Duri Tunggu Rusunawa

Kompas.com - 07/03/2016, 19:03 WIB

Untuk itu, kini di Jakarta, pihak swasta diwajibkan memiliki program sosial yang sinergi dengan pembangunan kota.

Hal itu dikemukakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak dan Gerakan Kepedulian Indonesia di Rusunawa Daan Mogot, Jakarta Barat, pagi kemarin.

Dalam acara tersebut, turut hadir Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar, Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi, Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid, Ketua Gerakan Kepedulian Indonesia Arif Rachmat, dan puluhan pengusaha dari Gerakan Kepedulian Indonesia.

Basuki menyatakan, keterlibatan perusahaan swasta menjadi bagian penting dari kerja Pemprov DKI Jakarta.

Hal itu karena pembangunan butuh biaya yang mahal dan mutu yang baik. Untuk itu, ia mempersilakan swasta ambil bagian dari pembangunan di Jakarta.

Nantinya, perusahaan-perusahaan dapat memasang logonya di lokasi yang mereka bangun, seperti yang dilakukan di Rusunawa Daan Mogot.

Saat ini, di Rusunawa Daan Mogot telah dilengkapi beragam fasilitas untuk warga.

Beberapa di antaranya adalah bus angkutan dan bus sekolah gratis, RPTRA, program pertanian perkotaan terpadu, serta pelatihan sepak bola bagi anak-anak.

Selain itu, juga akan diberikan modal bagi warga yang ingin buka usaha. "Kami ingin warga rusun jadi inkubator agar masyarakat berubah," ujar Basuki.

Hingga sekarang, hampir 100 perusahaan bergabung di Gerakan Kepedulian Indonesia.

Mereka bersama dengan DKI Jakarta melakukan pembangunan komunitas, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan keterampilan kepada warga rusun.

"Budaya gotong royong adalah ciri khas bangsa, penopang kebesaran negara kita," ujar Yenny Wahid.

Mendesak

Di wilayah mitra Jakarta, persoalan infrastruktur untuk antisipasi banjir, pelestarian sungai, dan perlindungan warga masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah setempat.

Di Kota Bekasi, misalnya, warga mendesak agar tanggul Kali Bekasi di Kompleks Pondok Gede Permai, Jatiasih, diperbaiki.

Aliran sungai berpotensi merembes keluar dan merendam permukiman lewat celah dinding tanggul.

Warga di Kampung Ngencle dan Kampung Tengah Barat Ciriung, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Bogor, pun berharap pemerintah segera menata bantaran Kali Baru yang kini sudah bersih dari bangunan liar dan lapak-lapak pedagang.

Saat ini, sebagian dinding turap sungai itu juga jebol. (RTS/IRE/ILO/C09)


---

Artikel ini sebelumnya dimuat dalam Harian Kompas, edisi 7 maret 2016, dengan judul "Bukit Duri Tunggu Rusunawa"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com