Untuk itu, kini di Jakarta, pihak swasta diwajibkan memiliki program sosial yang sinergi dengan pembangunan kota.
Hal itu dikemukakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak dan Gerakan Kepedulian Indonesia di Rusunawa Daan Mogot, Jakarta Barat, pagi kemarin.
Dalam acara tersebut, turut hadir Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar, Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi, Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid, Ketua Gerakan Kepedulian Indonesia Arif Rachmat, dan puluhan pengusaha dari Gerakan Kepedulian Indonesia.
Basuki menyatakan, keterlibatan perusahaan swasta menjadi bagian penting dari kerja Pemprov DKI Jakarta.
Hal itu karena pembangunan butuh biaya yang mahal dan mutu yang baik. Untuk itu, ia mempersilakan swasta ambil bagian dari pembangunan di Jakarta.
Nantinya, perusahaan-perusahaan dapat memasang logonya di lokasi yang mereka bangun, seperti yang dilakukan di Rusunawa Daan Mogot.
Saat ini, di Rusunawa Daan Mogot telah dilengkapi beragam fasilitas untuk warga.
Beberapa di antaranya adalah bus angkutan dan bus sekolah gratis, RPTRA, program pertanian perkotaan terpadu, serta pelatihan sepak bola bagi anak-anak.
Selain itu, juga akan diberikan modal bagi warga yang ingin buka usaha. "Kami ingin warga rusun jadi inkubator agar masyarakat berubah," ujar Basuki.
Hingga sekarang, hampir 100 perusahaan bergabung di Gerakan Kepedulian Indonesia.
Mereka bersama dengan DKI Jakarta melakukan pembangunan komunitas, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan keterampilan kepada warga rusun.
"Budaya gotong royong adalah ciri khas bangsa, penopang kebesaran negara kita," ujar Yenny Wahid.
Mendesak
Di wilayah mitra Jakarta, persoalan infrastruktur untuk antisipasi banjir, pelestarian sungai, dan perlindungan warga masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah setempat.
Di Kota Bekasi, misalnya, warga mendesak agar tanggul Kali Bekasi di Kompleks Pondok Gede Permai, Jatiasih, diperbaiki.
Aliran sungai berpotensi merembes keluar dan merendam permukiman lewat celah dinding tanggul.
Warga di Kampung Ngencle dan Kampung Tengah Barat Ciriung, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Bogor, pun berharap pemerintah segera menata bantaran Kali Baru yang kini sudah bersih dari bangunan liar dan lapak-lapak pedagang.
Saat ini, sebagian dinding turap sungai itu juga jebol. (RTS/IRE/ILO/C09)
---
Artikel ini sebelumnya dimuat dalam Harian Kompas, edisi 7 maret 2016, dengan judul "Bukit Duri Tunggu Rusunawa"