Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Katakan kepada Megawati, Pendukungnya Tak Bisa Menunggu Lama

Kompas.com - 08/03/2016, 08:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, dirinya telah menyampaikan kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri bahwa komunitas pendukungnya, yaitu Teman Ahok, tidak bisa menunggu lama kepastian dukungan dari PDI-P.

Basuki atau Ahok bertemu Megawati saat acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Senin (7/3/2016) pagi. Pada pertemuan itu Ahok menceritakan tentang desakan para pendukungnya kepada Megawati.

Menurut Ahok, Megawati tidak ingin komunitas Teman Ahok kecewa. Di sisi lain, Megawati juga terikat dengan mekanisme partai dalam mengusung dan mendukung seseorang dalam pemilihan kepala daerah (pilkada).

"Beliau ngomong, enggak pengin teman-teman Ahok itu kecewa," kata Ahok saat menceritakan pertemuannya itu di Balai Kota. Bahkan, kata Ahok, Megawati ingin menjadikan Teman Ahok sebagai relawan PDI-P. (Baca: Alangkah Baiknya Teman Ahok Jadi Relawan PDI-P)

Dalam pertemuan itu, Ahok meminta surat resmi dukungan PDI-P buat dirinya. "Aku bilang, 'Bu, mereka butuh surat resmi Ibu untuk mendukung atau mengusung'. Kata Ibu, 'Saya butuh mekanisme partai'."

PDI-P mempunyai 28 kursi di DPRD DKI Jakarta sehingga bisa mengusung calon gubernur sendiri.

Ahok kemudian menyampaikan bahwa komunitas Teman Ahok tidak bisa menunggu PDI-P lagi karena mereka harus kembali memverifikasi ratusan ribu fotokopi KTP yang telah dikumpulkan untuk mencantumkan nama calon wakil gubernur. Pendaftaran calon independen dibuka pada Juli mendatang.

"Ini anak-anak enggak mau nunggu (PDI-P) nih, Bu. Ya, ini mirip-mirip waktu Bung Karno dipaksa (deklarasi kemerdekaan) kali ya. Bung Karno mau Indonesia merdekanya agak diatur, tapi anak mudanya maksa-maksa (Bung Karno agar cepat deklarasi kemerdekaan)," kata Ahok.

Senin sore, Ahok akhirnya memastikan dia maju melalui jalur independen. Dia akan maju bersama bakal calon wakil gubernur Heru Budi Hartono. Heru saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (Ikuti "Teman Ahok" Maju di Jalur Independen, Ahok Pertaruhkan Jabatannya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com