Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dhani Bicara soal Jokowi, Ahok, dan PKB

Kompas.com - 23/03/2016, 08:07 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama musisi Ahmad Dhani masuk dalam penjaringan calon gubernur DKI Jakarta dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun, di satu sisi Ketua DPD PKB DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas, menyatakan ketertarikannya mengusung Basuki Tjahaja Purnama 'Ahok' dalam Pilkada DKI 2017.

Dhani mengaku tak akan sakit hati, bila nanti PKB tidak mengusung dirinya. Baginya, bisa menjadi calon gubernur DKI Jakarta pun tidak terlalu penting.

"Ketika PKB nyalonin Ahok, saya enggak sakit hati. Tapi cuma saya enggak lupa saja. Ternyata politisi bisa gitu ya. Karena dari awal kita tahu juga PKB seperti apa," ucap Dhani di kediamannya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (20/3/2016).

Bahkan, Dhani pun menilai bahwa Ahok adalah calon terkuat dalam Pilkada 2017. Sehingga, secara teknis Ahok sudah dipastikan menang dalam pilgub DKI Jakarta.

Alasannya, kata Dhani, adanya sosok-sosok konglomerat yang membuat Ahok kuat dan bisa bertingkah semaunya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta seperti sekarang ini. Menurut Dhani, ada empat konglomerat yang mendukung Ahok, namun tak satu pun disebutkannya.

"Nanti suatu saat saya akan katakan siapa konglomerat di balik Ahok. Ini ngeri," kata Dhani.

Dhani pun melontarkan kritik kepada partai yang mendukung Ahok. Dhani menganggap partai tersebut adalah penjilat. Sebab, bagi Dhani, Ahok telah menegaskan bahwa dirinya akan melaju pada Pilkada 2017 lewat jalur independen. Sehingga tak perlu lagi ada partai yang turut serta mendukung Ahok.

"Tapi ya Ahok itu independen dari partai, tapi tidak independen dari konglomerat," kata Dhani.

( Baca: Disebut Dhani Dibekingi Konglomerat, Ini Jawaban Ahok )

Ahok sendiri telah mendapatkan dukungan tanpa syarat dari Partai Nasdem. Sinyal dukungan pun datang dari Partai Hanura, PKB, dan PAN.

Bahkan, Ahok mengatakan Partai Hanura akan mendeklarasikan dukungannya pekan ini.

"Kalau sampai PKB menjaring Ahok juga berati PKB adalah partai penjilat," ucapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com