Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Era Ali Sadikin, Rawa-rawa dan Empang Disulap Jadi Kawasan Rekreasi Ancol

Kompas.com - 04/04/2016, 14:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut kawasan rekreasi Ancol saat ini adalah hasil reklamasi.

Dulunya, kawasan tersebut merupakan rawa-rawa dan empang. Kawasan seluas 552 hektar itu diubah menjadi daerah industri, perdagangan, perumahan dan rekreasi. Kawasan rekreasi Ancol hanya sebagian dari proyek pemerintah saat itu, Proyek Ancol.

Dalam pemberitaan Harian Kompas 26 Juni 1967, disebutkan, Gubenur DKI Jakarta (dulunya Gubernur Kepala Daerah Chusus Ibu Kota Djaya) Ali Sadikin meresmikan tempat rekreasi Bina Ria Ancol pada 25 Juni 1967. Acara peresmian dilakukan di Restoran Amartapura, salah satu restotan yang kala itu dianggap representatif.

Selain menjadi tempat rekreasi, daerah itu dibagi menjadi daerah dagang (93 hektar), daerah industri (38 hektar), daerah perumahan (171 hektar), daerah semi sosial (43,6 hektar). Sisanya digunakan untuk jalan, lapangan, dan penghijauan.

Penyulapan rawa-rawa menjadi lahan dikerjakan lebih dari tiga tahun oleh sebuah kongsi Prancis. Pada Februari 1966, pengurukan rawa-rawa selesai. Namun, lahan tersebut sempat terlantar.

Pada September 1966, Gubernur Ali Sadikin meminta PT pembangunan Jaya membangun dan menyelesaikan proyek Ancol atas dasar: biaya ditanggung oleh PT Pembangunan Jaya sendiri. Syarat itu pun diterima oleh PT Pembangunan Jaya.

Direktur PT Pembangunan Jaya kala itu, Ir Ciputra, mengatakan, proyek Ancol saat itu memakan biaya antara Rp 2 miliar hingga Rp 4 miliar.

Kompas TV Ahok: Reklamasi Itu Menguntungkan Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com