Katiman (52), warga Kapuk, mengatakan, sebelum digusur, bangunan memang mengokupasi bantaran hingga badan kali. Banjir pun dulu kerap menggenangi rumah warga hingga ketinggian 50 meter.
Sementara itu, di salah satu sisi kali muncul bangunan-bangunan rumah bercat baru. Sekitar 150 rumah itu dikelilingi pagar beton setinggi sekitar 2 meter. Satu unit dijual Rp 2,8 miliar-Rp 3 miliar. Salah satu anggota staf pengembang perumahan itu, Somad, mengatakan, rumah selesai dibangun bersamaan dengan pembangunan jalan inspeksi.
Siang itu, Somad dan satu karyawan pergi ke lokasi untuk mengambil foto jalan inspeksi. Menurut dia, foto itu akan digunakan dalam promosi perumahan kepada calon pembeli. "Ini kami foto-foto untuk pemberitahuan kepada calon pembeli saja kalau ada akses jalan di sini," ujar Somad.
Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Barat Imron mengatakan, pembangunan infrastruktur di bantaran Kali Apuran itu dikerjakan beberapa pihak. Pemasangan sheet pile dikerjakan Dinas Tata Air Jakarta, jalan inspeksi dibiayai dana tanggung jawab sosial perusahaan dan dikerjakan pihak ketiga.
"Menurut informasi, dinas mengalokasikan dana untuk pembangunan sheet pile sepanjang 600 meter di kiri dan kanan. Saat ini, pengadaan sheet pile masih menunggu lelang konsolidasi," katanya. (C07/DEA)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 April 2016, di halaman 27 dengan judul "Pola Penertiban di Jakarta Tidak Seragam".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.