Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Wanita Emas" Bantah Tak Penuhi Panggilan Polisi Terkait Laporan Penipuan

Kompas.com - 13/04/2016, 21:06 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kader Partai Demokrat yang berniat maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta, Mischa Hasnaeni Moein, membantah dirinya pernah mangkir dari panggilan polisi saat dipanggil sebagai saksi dalam kasus penipuan yang dilaporkan Abu Arief Hasibuan.

Perempuan yang menyebut dirinya "Wanita Emas" itu justru mengaku sudah memenuhi panggilan polisi dan dibuat berita acara pemeriksaan (BAP) pada tahun 2014 terkait laporan tersebut.

"Saya pernah datang tahun 2014. Saat itu juga sudah di-BAP," ujar Hasnaeni saat dihubungi, Rabu (13/4/2016).

Hasnaeni mengatakan, jika mendapat surat pemanggilan dari pihak kepolisian, dia pasti akan memenuhi panggilan tersebut. Namun, menurut dia, hingga saat ini dia belum mendapatkan surat resmi pemeriksaan tambahan dari pihak kepolisian.

"Saya enggak pernah dapat surat pemeriksaannya kok. Kalau saya dapat surat resminya, pasti saya akan ke Polda Metro Jaya," ucapnya.

Saat ditanyai mengenai isu yang beredar bahwa dirinya akan diperiksa pada hari Jumat atau Sabtu ini, Hasnaeni membantahnya. Ia mengatakan hingga hari ini belum ada surat pemanggilan dari kepolisian untuk dirinya terkait kasus tersebut.

"Belum ada surat panggilan dari polisi sampai sekarang," tuturnya.

Pengusaha bernama Abu Arief Hasibuan melaporkan Hasnaeni dengan nomor laporan polisi LP/4336/XI/2014/2014/PMJ/Dit Reskrimum tanggal 26 November 2014. Hasnaeni dilaporkan ke polisi dengan tuduhan Pasal 378 KUHP tentang Penipuan dan Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan.

Dalam kesempatan terpisah, Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto mengatakan, pihaknya pernah memanggil Mischa Hasnaeni Moein sebanyak dua kali sebagai saksi. Namun, Hasnaeni tidak pernah memenuhi panggilan kepolisian.

"Kami pernah panggil yang bersangkutan (Hasnaeni) dua kali sebagai saksi," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Rabu.

Kompas TV Hasnaeni "Blusukan" ke Pasar Tradisional
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com