JAKARTA, KOMPAS.com - Sahali, nelayan Teluk Jakarta, tampak sibuk menenteng kotak styrofoam berukuran 40 x 60 cm ke dalam ruangan lantai tiga di Gedung Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
Bersama rekan nelayan lainnya, Suhadi, yang membawa alat budi daya kerang, keduanya membawa misi tersendiri. Suhali menaruh kotak itu di meja.
Perlahan ia mulai membuka dan mengambil jaring berisi ikan-ikan yang masih tersangkut. Bau amis pun menyeruak dan langsung menyelimuti ruangan.
Suhali yang sudah puluhan tahun menjadi nelayan tak menunjukkan sedikit pun gelagat risih dengan bau amis menyengat. Dengan cekatan, bersama Suhadi ia mulai mengangkat jaring untuk menunjukkan kepada orang-orang yang menyaksikan bahwa jaring tersebut berisi ikan.
"Ini bukti bahwa Teluk Jakarta masih ada ikan," kata Suhadi sambil memperlihatkan ikan hasil tangkapannya, Selasa (19/4/2016).
Suhadi tak sendiri hari itu. Ia datang bersama belasan nelayan Teluk Jakarta lainnya.
Kedatangan Suhali dan kawan nelayan lainnya adalah untuk menunjukkan Teluk Jakarta masih berlimpah ikan, dan untuk membuktikan dirinya sebagai nelayan asli dan ikut dalam aksi simbolik penyegelan reklamasi Pulau G pada Minggu (17/4/2016) ) lalu.
Pembuktian itu berkaitan dengan tudingan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama "Ahok" yang menyebut aksi penyegelan pada Minggu kemarin bukanlah dari masyarakat nelayan.
Hadiah untuk Ahok
Setelah berkumpul dan membuat pernyataan, para nelayan pun menuju Balai Kota. Kunjungan ke Balai Kota itu untuk memberikan ikan hasil tangkapannya kepada Ahok. Sekitar lima nelayan mendatangi Balai Kota.
Mereka membawa ikan laut hasil tangkapan malam tadi. Ikan-ikan laut itu dikemas di sebuah plastik kresek berwarna hitam di dalam styrofoam tersebut. Tidak ada es batu untuk menyegarkan ikan tersebut.
Dalam sebuah styrofoam ditulis "KNT Membuktikan kepada Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) Hasil Tangkap dari Pesisir Teluk Jakarta".
"Siapa bilang di sana tidak bawa ikannya. Nih, kami bawa ikannya, biar dia (Ahok) tahu kalau kami masih bisa hidup," kata salah seorang perwakilan KNT di Ruang Crisis Center, Satpol PP, Balai Kota, Selasa sore.
Ahok tak menemui para nelayan. Ia hanya meminta Kepala Bidang Pemantauan Masalah Sosial Bakesbangpol DKI Jakarta Soni Tri Wibawa untuk menemui perwakilan nelayan.
Alasan Ahok tak menemui lantaran ingin menghindari terjadinya perdebatan tek berujung dengan para nelayan tersebut.
"Mau nemuin saya urusan apa? kalau kita berdebat, tidak bakal ketemu debatnya. Makanya, saya tanya. Semua orang bisa temuin saya kok, tetapi kita bicaranya bukan asal-asalan menang," kata Ahok.