Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2016, 14:53 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Rita yang setiap harinya bekerja dari pukul 05.00 hingga pukul 13.00 itu mengaku senang melihat para pengguna jasa kereta yang terus bertambah.

"Iya makin banyak penumpang kereta sekarang, apalagi yang perempuan sekarang, wanita karier, pada mengandalkan kereta," katanya.

Selain ojek dan kereta, ada pula bus transjakarta yang menjadi andalan warga Jakarta.

Setahun setelah diluncurkan, tepatnya pada Hari Kartini tahun 2005, PT Transjakarta mulai mempekerjakan pengemudi dan petugas perempuan.

Isndari (31) adalah salah satu perempuan yang bergabung kala itu. Menjadi petugas bus transjakarta dilakukan Isndari untuk menghidupi dua anaknya yang masih kecil.

Ia biasa berangkat pukul 03.30 dari rumah dan baru pulang sore hari pada jam yang tak menentu.

"Anak kan saya titipin tetangga depan rumah. Kadang anak saya yang kecil suka protes kalau saya pulang terlambat, tetapi ya saya kasih pengertian kalau kerja di transportasi kan enggak tentu jamnya," ujar Isndari.

Selama 10 tahun menjadi petugas transjakarta, Isndari menyaksikan berbagai masalah yang sering dihadapi perempuan di transportasi umum, salah satunya pelecehan.

Ia pun memiliki cara untuk mencegah hal ini terjadi. "Saya enggak mau sampai ada pelecehan di bus yang saya jaga. Makanya, saya selalu imbau laki-laki tolong geser ke belakang supaya enggak nyampur," ujarnya.

Ketika ditanya apakah ia pernah marah atau mengamuk kepada penumpang, Isndari menjawab, "Ya enggak galak, tetapi tegas," sambil tertawa.

Sementara itu, di bangku pengemudi, ada Riska (35), yang dengan luwesnya menyopir bus gandeng Scania.

Riska telah bekerja sebagai pengemudi transjakarta sejak 2010. Ia yang sebelumnya bekerja sebagai petugas customer service itu sempat ditentang keluarganya ketika memutuskan untuk jadi pengemudi.

"Suami saya kaget pas saya daftar lowongan ini, dia bilang, 'Mah, kok jadi kerja begini sih?' khawatir dia, apalagi saya bawanya bus gandeng kan," kenang Riska.

Tergiur oleh upah yang lebih baik, Riska pun kala itu nekat mendaftarkan diri kemudian dilatih sebagai pengemudi bus sampai ia memperoleh SIM dan bisa bekerja.

Nibras Nada Nailufar Riska (35), seorang pramudi Transjakarta Koridor 1 Blok M -Kota, saat sedang bekerja, Kamis (21/4/2016).

Riska pun merasa pekerjaannya cukup menyenangkan. Meskipun hanya berputar di rute yang itu-itu saja, Riska tak pernah bosan ketika melihat ulah jahil sejumlah pengguna jalan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Megapolitan
Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Megapolitan
Todong dan Lukai Pengendara Motor di Bekasi, Seorang Bandit Ditangkap Warga

Todong dan Lukai Pengendara Motor di Bekasi, Seorang Bandit Ditangkap Warga

Megapolitan
Aksi Munajat Kubro 212 Selesai, Massa Tinggalkan Area Monas

Aksi Munajat Kubro 212 Selesai, Massa Tinggalkan Area Monas

Megapolitan
Cerita Asep Berangkat dari Cirebon demi Hadiri Munajat 212 di Monas

Cerita Asep Berangkat dari Cirebon demi Hadiri Munajat 212 di Monas

Megapolitan
Kesaksian Kerabat Perempuan yang Gantung Diri di Cipinang: Korban Sempat Main HP Sebelum Tewas

Kesaksian Kerabat Perempuan yang Gantung Diri di Cipinang: Korban Sempat Main HP Sebelum Tewas

Megapolitan
Pesan Rizieq Shihab: Pemilu 2024 Wajib Digelar Jujur, Adil, dan Damai Sesuai Amanat Konstitusi

Pesan Rizieq Shihab: Pemilu 2024 Wajib Digelar Jujur, Adil, dan Damai Sesuai Amanat Konstitusi

Megapolitan
Suplai Air Bermasalah, Warga Cililitan Terpaksa Beli Galon Isi Ulang dan Tampung Hujan

Suplai Air Bermasalah, Warga Cililitan Terpaksa Beli Galon Isi Ulang dan Tampung Hujan

Megapolitan
Warga Cililitan Keluhkan Air Hanya Mengalir 2 Jam Dalam Sehari

Warga Cililitan Keluhkan Air Hanya Mengalir 2 Jam Dalam Sehari

Megapolitan
Air PAM Bermasalah Sebulan, Warga Cililitan: Sudah Bayar tapi Layanan Begini!

Air PAM Bermasalah Sebulan, Warga Cililitan: Sudah Bayar tapi Layanan Begini!

Megapolitan
Isi Surat Rizieq Shihab dalam Munajat 212: Terima Kasih Menlu Retno, Berani Hantam Israel di Forum PBB

Isi Surat Rizieq Shihab dalam Munajat 212: Terima Kasih Menlu Retno, Berani Hantam Israel di Forum PBB

Megapolitan
Surat Riziq Shihab Dibacakan dalam Munajat 212 di Monas, Minta Maaf Tak Bisa Hadir

Surat Riziq Shihab Dibacakan dalam Munajat 212 di Monas, Minta Maaf Tak Bisa Hadir

Megapolitan
Kondisi RS Indonesia di Gaza Diungkap Saat Munajat 212: Jalan Masuk Dihancurkan dan Genset Ditembak

Kondisi RS Indonesia di Gaza Diungkap Saat Munajat 212: Jalan Masuk Dihancurkan dan Genset Ditembak

Megapolitan
Ayah yang 18 Kali Perkosa Anak Kandung di Tangsel Patut Dicap Residivis, Pakar: Hukumannya Harus Maksimal!

Ayah yang 18 Kali Perkosa Anak Kandung di Tangsel Patut Dicap Residivis, Pakar: Hukumannya Harus Maksimal!

Megapolitan
Pencuri di Jaksel Langsung Beli Motor Baru Usai Jual Dua Motor Curiannya

Pencuri di Jaksel Langsung Beli Motor Baru Usai Jual Dua Motor Curiannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com