Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Handoko Gani
Analis Kebohongan

Analisis kebohongan, anggota tim ahli kepolisian untuk kasus kriminal tertentu, trainer korporasi dan pemerintahan, termasuk KPK. || www.handokogani.com || @LieDetectorID

Benarkah Agus Pemutilasi Cikupa Tidak Menyesal?

Kompas.com - 21/04/2016, 20:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Kita sangat mengapresiasi kinerja kepolisian yang kembali berhasil menangkap pelaku kejahatan sadis dalam hitungan hari, sekalipun yang bersangkutan telah melarikan diri.

Namun, kita dikejutkan dengan banyak foto dari Pemutilasi Cikupa, Agus, yang disinyalir tidak memiliki raut wajah menyesal sama sekali, apalagi sampai menangis.

Pembahasan tersebut membuat saya jadi tertarik membahas ekspresi wajah.

Pertama-tama yang akan saya bahas adalah ekspresi wajah dari Agus saat berfoto bersama Pak Kombes. Ekspresi apakah yang sebetulnya hadir di foto ini?

Yang jelas memang ada senyum di wajah Agus. Benarkah ada kebanggaan?

repro Gani Handoko Agus berfoto bersama Kombes Krishna Murti

Sebelum menganalisa lebih jauh, saya ingin menggarisbawahi bahwa Agus memiliki ideosyncratic di wajahnya, yaitu ciri khas wajahnya yang memiliki lesung pipi lebih tebal di sisi wajah sebelah kiri (lihat tanda di bagian pipi dalam foto atas).

Lihat juga bentuk bibir Agus. Ideosyncratic ini membuat senyum dari wajah Agus kebanyakan akan membentuk ekspresi wajah yang mirip dengan FACS AU 14 – Dimpler atau yang lebih dikenal dengan senyum kebanggaan/superior (senyum contempt).

Mari kita menggunakan teknik analisa ekspresi wajah selevel Advance, Facial Action Coding System (FACS). Dengan FACS, kita akan mendapatkan adanya pergerakan otot wajah: Action Unit (AU) 14 – Left Dimpler dan AU 12 – Lip Corner Puller, yang mungkin digerakkan oleh zygomaticus major dan depressor glabellae, depressor supercilii, dan atau corrugator supercilii bersama-sama pada bibir sebelah kiri wajah.

Ekspresi apakah ini? Gerakan ini bisa dikategorikan ke dalam ekspresi senyum kebanggaan. Jadi, memang Agus bangga berfoto bersama Kombes Krishna Murti. Dalam konteks foto bersama ini, tidak ditemukan raut wajah menyesal dari seorang Pemutilasi Cikupa.

Adakah tanda ekspresi sedih di foto ini? Mari kita lihat lebih dekat dengan membandingkan dengan foto Agus saat dalam kesempatan “normal” atau belum terkena kasus mutilasi ini.

repro Gani Handoko Ekspresi wajah Agus

Perhatikan mata dari Agus. Ada perbedaan dari matanya? Saya tidak bisa melakukan coding FACS pada matanya karena foto tidak begitu jelas.

Akan tetapi, bila kita melihat mata-nya dan membandingkan keseluruhan wajah Agus, kita bisa merasakan adanya emosi sedih/stress yang mungkin timbul sebagai dampak dari kasus yang sedang didera-nya atau bisa juga memang “kurang istirahat”.

Kita tidak bisa dan tidak boleh menilai seseorang hanya dari 1 foto saja. Kita perlu melihat konteks orang tersebut.

Mari kita melihat ekspresi wajah lainnya. Kali ini ekspresi wajah ketika Agus tertangkap dan ketika Agus ada di ruang kepolisian.

repro Gani Handoko Ekspresi wajah Agus

Anda bisa melihat adanya emosi sedih pada wajahnya yang sedang menerawang/kognitif memikirkan sesuatu? Anda juga melihat bentuk bibirnya yang membentuk emosi takut?  Yes, ekspresi wajah ini adalah ekspresi wajah dari sedih ditambah takut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com