Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Minta Majikan Penganiaya PRT di Utan Kayu Jalani Tes Kejiwaan

Kompas.com - 02/05/2016, 14:16 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian menyatakan penganiaya pekerja rumah tangga (PRT) di Matraman, Jakarta Timur, Meta Hasan Musdalifah (40), masih ditahan. Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan terhadap Meta dari RS Polri.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Nasriyadi mengatakan, saat ini, berkas perkara kasus penganiayaan dengan tersangka Meta dan sopirnya, Ari (21), itu telah P-19 di kejaksaan. Polisi masih perlu melengkapi berkas agar kasus itu dapat naik ke tahap pengadilan.

"(Belum lengkap) Karena ada petunjuk dari Jaksa agar Meta diperiksa kondisi kejiwaannya dulu. Kita sudah limpahkan ke RS (Polri) Kramatjati. Belum kita limpahkan lagi ke Kejaksaan karena kita masih nunggu hasil pemeriksaannya," kata Nasriyadi, di Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin (2/5/2016).

Kompas.com/Robertus Belarminus Seorang pembantu rumah tangga (PRT) melarikan diri dari rumah majikannya di Kawasan Moncokerto, Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (9/2/2016), setelah diduga mengalami penganiyaan dari majikannya.
Nasriyadi yakin, kalau hasil pemeriksaan kejiwaan Meta rampung, maka berkas penganiayaan yang menimpa PRT bernama Siti Sri Marni alias Ani (20) itu bisa P-21 atau lengkap di kejaksaan. Pihaknya mengaku berupaya secepatnya melengkapi berkas tersebut.

"Berapa lamanya, kita kejar secepatnya, sebelum perpanjangan masa penahanannya (Meta) habis," ujar Nasriyadi.

Terkait anak Meta yang disebut-sebut Ani ikut terlibat, pihaknya mengaku masih mendalaminya.

"Untuk anaknya yang laki-laki itu sampai saat ini masih kita kumpulkan alat bukti. Belum final apakah anaknya tersebut bisa jadi tersangka atau tidak. Tapi anaknya ini sudah pernah kita periksa sebagai saksi," ujar Nasriyadi.

Kemarin, pada Hari Buruh sedunia, Ani memberanikan diri untuk datang ke halaman Monumen Nasional (Monas) melakukan orasi menuntut agar pelaku penganiayaan terhadap dirinya segera bisa dipross secara hukum.

Bersama Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga atau JALA PRT, Ani yang mengenakan hijab dan baju berwarna hitam memberanikan diri tampil di depan umum untuk memperlihatkan bahwa hak nya masih belum dia terima.

"Saya cuma ingin kasus saya cepat berjalan. Saya ingin anak Meta (mantan majikan Ani) diproses, tidak adil rasanya dengan kekerasan yang sama terima," ujar Ani kepada Kompas.com, di Monas, Minggu (1/5/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com