JAKARTA, KOMPAS.com — Video aksi bullying siswa SMAN 3 Jakarta beredar di YouTube. Para siswa disiram air dari teh botol dan abu rokok. Mereka juga dimaki-maki dan dipaksa mengenakan bra di luar.
Dalam video tersebut, ada beberapa siswa berseragam yang terlihat berjongkok. Mereka dikelilingi oleh siswa-siswa yang juga berseragam batik biru dengan rok putih.
Terdengar makian yang tidak pantas dari siswa yang mengintimidasi yuniornya. Mereka kemudian menyiramkan air ke kepala siswa yang sedang jongkok.
Tak lama, kepala siswa terintimidasi itu disiram abu dari rokok, dan diminta untuk mengisap rokok tersebut.
Siswa berambut panjang dan mengenakan bra di luar pakaiannya itu terlihat terpaksa mengisap rokok tersebut. Sambil menunduk, dia menyeka matanya.
Kepala SMAN 3 Jakarta Ratna Budiarti membenarkan bahwa bullying itu dilakukan oleh para siswanya.
"Aksi bullying ada. Kami sedang mencari data dan menginvestigasi kasus. Kejadian pada Kamis saat pulang sekolah. Pelajar kelas X dibawa keluar sekolah oleh pelajar kelas XII," kata Ratna Budiarti, Selasa (3/5/2016).
Menurut dia, seorang pelajar kelas X SMAN 3 berinisial A (15) mendapat perlakuan bullying dari empat senior kelas XII pada Kamis (28/4/2016) sore, setelah pulang sekolah.
Saat ini, pihak sekolah sedang mengumpulkan informasi dengan para wali murid dan orangtua. Menurut dia, aksi itu tak sampai membuat korban terluka karena tak ada kekerasan.
"Nanti, kami merundingkan sanksi kepada para pelajar yang melakukan aksi bullying karena memang pelajar kelas XII sudah selesai mengikuti ujian dan KBM," kata dia.
Sebagai upaya memutus mata rantai aksi bullying di kalangan pelajar, kata dia, pihak sekolah sudah melaksanakan sosialisasi mulai dari orangtua sampai para alumnus dengan deklarasi gerakan anti-bullying atau stop bullying now. Bahkan, spanduk besar di depan sekolah tentang gerakan anti-bullying itu sudah dipasang.
"Pada 28 Oktober 2015, berbarengan dengan ulang tahun ke-62 SMAN 3, gerakan stop bullying sudah dilakukan. Memang kami kecolongan, dan saat ini sedang kami lacak," tambahnya. (Glery Lazuardi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.