Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Polisi, Keluarga Suporter Persija Berbohong Demi Klaim Asuransi

Kompas.com - 17/05/2016, 20:30 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih terus mendalami kematian salah satu suporter Persija, Muhammad Fahreza (16).

Remaja itu tewas seusai menyaksiakan pertandingan sepak bola antara Persija melawan Persela di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta pada Jumat (13/5/2016).

Diduga, Reza tewas karena dipukuli oleh oknum polisi, yang mengamankan pertandingan itu.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi setiyono, pihaknya telah menerjunkan tim dari Propam, Biddokkes Polda Metro Jaya, dan penyidik dari Polres Metro Jakarta Selatan untuk mengusut kasus ini.

(Baca juga: Ini Alasan Polisi Mengaku Sulit Ungkap Penyebab Kematian Suporter Persija)

Awi mengatakan, tim Biddokkes telah mendatangi Rumah Sakit Cilandak, tempat Reza dirawat sebelum meninggal.

"Korban sempat di rawat di RS Cilandak pada tanggal 14 Mei, kemudian kita temukan registrasi keluarga pasien. Di situ kita temukan fakta-fakta yang mengejutkan kita semua," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Selasa (17/5/2016).

Menurut dia, berdasarkan temuan tersebut, Fahreza diketahui terdaftar di rumah sakit itu sebagai pasien kecelakaan lalu lintas.

Kepada dokter, menurut Awi, keluarga korban mengatakan bahwa Reza menabrak sebuah mobil di depannya yang berhenti secara tiba-tiba.

Akibat kejadian tersebut, menurut pihak keluarga, Reza terpental kemudian tidak sadarkan diri.

"Keterangan keluarga korban, saat itu Fahreza tidak mengenakan helm sehingga terluka di bagian kepala dan tangannya," kata Awi.

Setelah mendapatkan temuan tersebut, polisi langsung mencocokkan informasi dari keluarga itu dengan foto kondisi korban sebelum meninggal.

Polisi juga menggali keterangan dari keluarga korban. Menurut Awi, temuan polisi dari pihak rumah sakit mengenai luka-luka korban, sama dengan kondisi korban di foto sebelum meninggal.

Awi menilai ada kejanggalan terkait temuan polisi dan dari keterangan keluarga korban mengenai penyebab Reza tewas.

Sebelumnya, pihak keluarga menduga Reza tewas lantaran dipukuli oleh oknum polisi.

Namun, saat memberi keterangan di rumah sakit, kata dia, pihak keluarga malah menyatakan Reza terluka karena kecelakaan lalu lintas.

"Kita sampaikan ke keluarga korban, kita tanyakan ini yang betul ada masalah kerusuhan di GBK namun mengapa di RS Cilandak ada keterangan demikian (kecelakaan)," ujar dia.

Selanjutnya, Awi mengatakan, keterangan kecelakaan yang disampaikan keluarga korban ke rumah sakit ternyata bohong.

(Baca juga: Datangi Bareskrim, Jakmania Akan Kawal Kasus Dugaan Penganiayaan Suporter Persija oleh Polri)

Menurut dia, keluarga sengaja menyampaikan alasan Reza kecelakaan agar mendapatkan klaim asuransi.

"Jadi ini dibuat dengan maksud ingin mendapatkan asuransi Jasa Raharja. Namun karena proses itu harus melalui laporan polisi, ternyata keluarga almarhum tidak mengurusnya. Jadi itu sementara yang kita temukan," tutur dia.

Adapun Fahreza meninggal dunia Minggu pagi (15/5/2016) setelah dirawat secara intensif di RS Marinir Cilandak.

Ia dilarikan ke rumah sakit saat pertandingan Persija melawan Persela di Gelora Bung Karno, Jumat (13/5/2016).

Fahreza tewas akibat luka parah di kepala, yang diduga berasal dari anggota kepolisian, yang menyerangnya saat terjadi kerusuhan di pintu masuk Stadion.

Kompas TV Suporter Persija Tewas Diduga Dianiaya Polisi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com