Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Lima Bulan Meninggal Setelah Mengalami Demam Tinggi Usai Imunisasi

Kompas.com - 19/05/2016, 16:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Razqa Al Khalifi Pamuji, bayi berusia lima bulan, mengembuskan napas terakhirnya di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Keluarga menduga, ada kelalaian dalam penanganan yang berujung pada kematian Razqa.

Agung Pamuji (25), ayah Razqa, warga Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, menuturkan, Razqa dalam kondisi sehat saat dibawa untuk ikut suntik imunisasi DPT 3 di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Rabu (11/5/2016) lalu.

Setelah suntik imunisasi DPT 3 dilakukan pada pagi hari, Razqa mengalami demam tinggi pada sore hari. Demam tinggi itu disebut biasa terjadi seusai imunisasi sehingga pihak Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo membekali Razqa obat puyer untuk demam.

Kemudian, hari berlalu, Razqa masih mengalami demam tinggi meski pada Jumat (13/5/2016) sempat turun, tetapi naik lagi hingga Minggu (15/5/2016).

Pada hari Sabtu (14/5/2016), orangtua Razqa sempat memberikan obat penurun panas, yang diberikan dengan dosis 0,5 ml. Namun, karena demamnya sampai hari Minggu tak kunjung turun, keluarga memutuskan untuk membawa Razqa pada Minggu malam ke UGD Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.

"Sampai di sana, saya sudah ngantre ketemu sama dokternya, kemudian ditangani dokternya. Istri saya yang bilang, 'Anak saya dari Rabu sampai hari ini masih panas apa perlu lalu cek darah?' Lalu, kata dokternya, tidak usah," kata Agung kepada Kompas.com, saat ditemui di rumahnya, Kamis (19/5/2016).

Agung melanjutkan, istrinya, Ajeng Sri Septiani (29), sempat beberapa kali memastikan apakah anaknya benar tak perlu pemeriksaan darah. Sebab, demam anaknya sudah terjadi sejak pemberian imunisasi selesai.

Menurut dia, biasanya, bila anak sakit panas lebih dari dua hari, maka pengecekan darah perlu dilakukan.

"Dokternya hanya memberikan resep antibiotik dan obat penurun panas Sanmol, ditambahin dosisnya dari 0,5 menjadi 0,6, dan tidak ada instruksi apa pun setelah dokter memberi resep," ujar Agung.

Dalam penanganannya, prosedur pemeriksaan Razqa juga dinilai tidak tepat. Bukannya memeriksa di atas tempat tidur pemeriksaan, dokter malah menyuruh Ajeng membawa bayinya untuk diperiksa di atas meja kerja.

"Dokternya bilang bawa ke sini saja (ke meja). Untung saya bawa kain buat alas karena di meja enggak ada bantal atau apa," ujar Ajeng pada kesempatan yang sama.

Selesai berobat hari itu, Razqa pada keesokan harinya masih demam dengan kondisi naik turun, tidak ada perubahan seperti sebelumnya. Pada Selasa 17 Mei 2016 malam, kondisi tubuh Razqa mulai dingin.

"Selasa sudah agak mendingan, telapak tangan enggak panas, tadinya panas sekujur tubuh. Kaki tangan mulai dingin. Namun, dada sama kepala masih panas," ujar Agung lagi.

Pada Rabu (18/5/2016), bayi Razqa mengalami sesak napas dan demam kembali. Oleh karena itu, orangtua Razqa pada pagi itu melarikan anaknya ke UGD Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo agar mendapat penanganan. (Baca: Sudinkes Jaktim Usut Meninggalnya Bayi Rasqa yang Demam Setelah Imunisasi)

Tiba di sana, Razqa sempat ditangani dengan diberi oksigen untuk pernapasan dan obat penurun panas melalui dubur. Razqa kemudian hendak dibawa untuk dirujuk ke rumah sakit. Saat dipindahkan ke ambulans, lanjut Ajeng, Razqa masih bernapas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com