Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PD PAM Jaya Bersedia Dimediasi Komnas HAM soal Penggusuran Warga Lauser

Kompas.com - 26/05/2016, 15:21 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PD PAM Jaya bersedia dimediasi dengan warga oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) perihal status tanah di Lauser. Kesediaan itu ditunjukkan lewat surat yang dikirim PAM Jaya ke Komnas HAM dan ditembuskan ke warga Lauser.

Surat yang dikirim pada 17 Mei 2016 itu baru diterima perwakilan warga pada Rabu (24/5/2016) saat hendak mediasi di kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Surat yang diperlihatkan warga kepada Kompas.com ini berisi beberapa hal, antara klarifikasi yang diminta Komnas HAM pada PD PAM Jaya dan juga kesediaan mediasi.

"Terkait untuk inisiatif mediasi, jika hal tersebut memang kewenangan Komnas HAM berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, maka kami menyambut baik inisiatif Komnas HAM tersebut," tulis Direktur Utama PD PAM Jaya Ellen Hidayat dalam surat tersebut.

Sementara klarifikasi yang diberikan PD PAM Jaya dalam surat yakni terkait status tanah Lauser. PAM menjelaskan bahwa lahan tanah di Jalan Lauser RT 08/08, Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan adalah milik PD PAM Jaya dengan bukti kepemilikan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Nomor 1621 Tahun 2012 dan masa berlaku sampai 2032.

PAM Jaya juga menuliskan, tanah itu akan dijadikan ruang terbuka hijau (RTH), sesuai peruntukan dari Suku Dinas Tata Ruang Jakarta Selatan. PAM mengakui, aset tanah di Lauser milik PAM terpisah dengan aset Pemerintah DKI. Sehingga perlu penyerahan dari PAM kepada Pemprov DKI Jakarta untuk digunakan sebagai ruang terbuka hijau. (Baca: Tak Takut Warga, Wali Kota Jaksel Pastikan Lauser Ditertibkan Usai Lebaran)

Sementara itu, warga Lauser, Kahfi Haqi Arasyi menyambut baik perihal mediasi tersebut. Namun, ia menegaskan warga meminta Komnas HAM harus turut serta dalam mediasi tersebut. Ia tak mau lagi dimediasi di kantor Wali Kota Jakarta Selatan.

"Kami hanya mau di Komnas HAM atau DPRD. Kalau di kantor Wali Kota Jakarta Selatan sudah tidak netral," tegas Kahfi saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, Kamis (26/5/2016).

Namun hingga kini belum jelas kapan mediasi antara warga dan PD PAM Jaya yang difasilitasi Komnas HAM berlangsung. Kabar terakhir dari Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi, pemerintah akan segera menerbitkan Surat Peringatan Kedua (SP2) dalam waktu dekat. (Baca: Warga Lauser: Jangankan SP 2, SP 3 Juga Kita Tungguin!)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com