Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Yulia yang Ditembok Warga Selama 8 Bulan Berakhir Damai

Kompas.com - 27/05/2016, 21:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Kasus penembokan rumah Yulia Rachmat (56), warga Jalan Danau Maninjau Satu RT 08 RW 04, Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, berakhir dengan damai. Hal itu setelah kedatangan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, yang menengahi masalah tersebut.

"Sudah deal kemarin dan sudah damai. Kami bersyukur ada hal seperti ini Pak Wali mau turun juga," kata Ketua RT 08 RW 04 Maulana Hasanudi, kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya, Jumat (27/5/2016) malam.

Dalam tinjauan langsung Wali Kota Bekasi, lanjut Maulana, Wali Kota telah berpesan agar mengedepankan hati dalam menyelesaikan masalah itu. Ia pun menilai, persoalan ini hanya karena salah paham antara warga RT 03 di RW 07 Perumahan Marna Putra Setya dengan pemilik lahan sebelumnya, yang dibeli oleh Yulia.

Namun, Yulia jadi ikut terkena dampaknya. "Kalau yang saya lihat ada kesalahpahaman," ujar Maulana.

Soal pembongkaran tembok, Maulana mengaku belum tahu persis kapan rencana itu akan dilakukan. Namun, yang ia dengar, rencananya pembongkaran akan dilakukan seminggu setelah kunjungan Wali Kota.

"Kepastian pembongkaran mungkin kelurahan. Yang jelas info yang saya dengar seminggu setelah kedatangan Pak Wali kemarin (akan dibongkar)," ujar Maulana.

Ia juga menambahkan, mengapresiasi respons dari warga RW 07 yang juga bersedia menyelesaikan masalah itu dengan damai.

"Saya juga atas nama pribadi tidak ada masalah dengan Ketua RW 07, karena saya anggap sesepuh dan seperti keluarga. Saya senang pernasalahan yang ada clear," ujarnya.

Warta Kota/Fitiyandi Al Fajri Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi saat berbincang dengan Yulia Rachmat (56), janda yang terkurung tembok warga.

Sebelumnya, delapan bulan Yulia terkekang dengan tembok yang berdiri di sisi kiri depan rumahnya. Tembok itu dibangun warga RW 07 Perumahan Marna Putra Setya sejak Oktober 2015 lalu dengan biaya Rp 30 juta.

Lokasi RW 07 dengan RW 04, tempat Yulia tinggal memang berdekatan. Warga RW 07 beralasan sengaja memasang tembok itu demi keamanan warga perumahan. Namun, di sisi lain, keberadaan tembok itu justru membuat Yulia beserta tiga anak dan dua cucunya hidup terkurung.

Sebab, di sisi kanan depan rumah Yulia lebih dulu telah berdiri sebuah tembok sebagai pembatas lahan kosong milik warga setempat. Sementara itu, di depan rumahnya, terdapat tetangga yang membelakangi rumah Yulia.

Untungnya, pemilik lahan kosong itu bersedia temboknya dibobol sebagai akses jalan keluarga Yulia. Meski mendapat akses jalan, tetap saja Yulia tidak nyaman sebab lebarnya tak lebih dari 1 meter yang hanya bisa dilalui oleh satu motor.

Yulia menduga, warga RW 07 nekat membangun tembok karena pernah ada perselisihan dengan pemilik tanah sebelumnya yang bernama Zuraidah Balwel. Zuraidah yang merupakan seorang notaris kemudian menjual lahan kosongnya kepada Yulia seluas 250 meter persegi pada pertengahan 2015 lalu.

"Kata warga setempat, dulu pernah ada perselisihan dengan warga perumahan, tetapi saya enggak tahu masalahnya apa karena saya hanya membeli tanahnya dan membangun rumah di sini," kata Yulia. (Baca: Selama 8 Bulan Rumah Yulia di Pondok Gede Ditembok Warga Setempat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com