Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teman Ahok: "Bully" dan Fitnah SARA Sudah Jadi Makanan Kami Sehari-hari

Kompas.com - 29/05/2016, 13:49 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim digital "Teman Ahok", Rancha Belnevan, menceritakan suka dan duka dalam mengurus media sosial Teman Ahok, khususnya ketika mereka harus menghadapi bully dari pihak-pihak yang tidak menyukai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama maupun aksi mereka.

"Black campaign selalu ada dan tiap hari kita hadapi. Misalnya isu SARA atau fitnah itu sudah jadi makanan sehari-hari di tim digital. Tiap hari pasti ada," ujar Rancha dalam Teman Ahok Fair di Gudang Sarinah Ecosystem, Pancoran, Minggu (29/5/2016).

Serangan berbau SARA yang paling sering diterima oleh Teman Ahok adalah terkait masalah keyakinan relawan yang berbeda dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Rancha mengatakan, pada awalnya, dia dan tim digital lain sempat stres menghadapi semua itu. Namun, semakin lama mereka semakin terbiasa.

"Awalnya stres. Dibilang adminnya apa kafir gitu. Tapi, lama-lama kami makin sadar yang namanya memperjuangkan sesuatu enggak semuanya sejalan dengan kami. Pasti ada black campaign. Kami sih komitmen kampanye positif saja," ujar Rancha.

Salah satu pendiri Teman Ahok, Singgih Widyastomo, juga mengatakan bahwa bully tersebut juga sering diterimanya. Bully tersebut sering masuk ke akun media sosial pribadi mereka. (Baca: Ini Dua Kendala Paling Sulit bagi Teman Ahok)

Rancha menimpali bahwa pada dasarnya, semua relawan Teman Ahok pernah menerima bully itu.

"Semuanya di-bully. Kalau Teman Ahok, semua pernah merasakan di-bully. Orang terang-terangan mem-bully itu. Tapi, masyarakat bisa lihat sendiri kita enggak main kampanye hitam. Kami tunjukkan saja kala kami memang berbeda dari orang yang bully itu," ujar Rancha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com