Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti Nazar Wali Kota, Pegawai Pemkot Bekasi Gunduli Kepala

Kompas.com - 02/06/2016, 16:48 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Ratusan pegawai pria di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi kompak menggunduli kepalanya pada Kamis (2/6/2016) siang.

Mereka mencukur rambutnya hingga tak bersisa karena mengikuti nazar Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.

Politisi Partai Golongan Karya itu bernazar akan menggunduli kepalanya apabila Pemkot Bekasi mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemerika Keuangan Provinsi Jawa Barat terkait laporan keuangan daerah.

"Mencukur rambut ini adalah nazar dan harapan saya agar Pemerintah Kota Bekasi bisa meraih WTP," kata Rahmat di Plaza Pemkot Bekasi, Kamis.

Menurut Rahmat, sedianya nazar itu direalisasikan pada 7 Juni mendatang, atau setelah BPK Jawa Barat mengumumkan pemberian opini WTP tersebut.

Namun, karena tak sabar, Rahmat menggunduli kepalanya lebih dulu. Tak disangka, ratusan pegawai di lingkungan Pemkot Bekasi kemudian mengikuti jejak Rahmat.

"Kalau pegawai ikut menggunduli rambutnya, berarti semakin banyak yang mendoakan supaya Pemkot bisa raih WTP," ujar Rahmat.

Ia mengatakan, akan menjadi sejarah apabila Kota Bekasi meraih opini WTP. Sebab, kata dia, sejak 19 tahun lalu, wilayah yang dipimpinnya itu belum pernah memperoleh predikat WTP.

Adapun WTP adalah opini audit, yang diterbitkan karena laporan keuangan daerah dianggap bebas dari salah saji material atau prinsip akuntansinya berjalan dengan baik.

Rahmat menambahkan, ide menggunduli kepala ini berawal dari perbincangan santai dirinya dengan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bekasi, Widodo Indrijantoro, Rabu (1/6/2016).

Saat itu, mereka sepakat untuk menggunduli rambutnya dan memanjatkan doa agar meraih WTP.

Aksi menggunduli kepala ini juga dilakukan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu.

"Ini sebagai bentuk solidaritas antar pegawai. Masak Wali Kota dan Wakil Wali Kota sudah begini (plontos), ada pegawai yang tidak mengikutinya? Bagaimana dapat berjalan dengan baik kalau begitu," kata Rahmat.

Meski begitu, kata dia, kepala daerah tidak mengharuskan pegawainya untuk menggunduli kepala.

"Tidak ada keharusan, tapi pegawai harus punya rasa empati antar pegawai (untuk membotaki kepalanya)," ucapnya.

Salah seorang pegawai dari Kehumasan Setda Kota Bekasi, Agung Fakhrudin (29), mengaku tak mempersoalkan penampilan barunya yang tanpa rambut di kepala itu.

Agung mengatakan, kepala plontos itu merupakan wujud solidaritas pegawai terhadap pimpinan daerah.

"Saya tidak masalah dicukur begini, yah sekali-kali coba tampilan baru tanpa rambut di kepala," ujar Agung.

(Fitriyandi Al Fajri)

Kompas TV Laporan Keuangan DKI Dapat Opini WDP

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com