Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sebut Kampung Baru di Muara Angke Akan Digusur Sebelum Lebaran

Kompas.com - 08/06/2016, 16:20 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara berencana akan menertibkan Kampung Baru di Muara Angke Kecamatan Pluit, Jakarta Utara. Juru bicara warga, Suwanda, mengatakan, pemerintah daerah sudah menyampaikan ke warga Kampung Baru bahwa dua minggu sebelum Lebaran, Pemkot Jakarta Utara akan menertibkan perkampungan tersebut.

Suwanda mengatakan, tidak jelas alasan Pemkot menertibkan perkampungan itu, tetapi beberapa informasi menyebut di kawasan itu akan dibangun tanggul untuk kawasan Muara Angke yang rawan banjir. Suwanda mengatakan, pihak yang mendata semua warga adalah UPT Perikanan Muara Angke.

"Melalui UPT Perikanan Muara Angke, mereka bilang kampung ini akan digusur. Kabarnya dua minggu sebelum Lebaran," ujar Suwanda di Kampung Baru, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (8/6/2016).

Suwanda mengatakan, pemberitahuan penertiban hanya disampaikan secara lisan tanpa adanya surat pemberitahuan. Suwanda mengungkapkan, pihak UPT Perikanan Muara Angke sudah dua kali melakukan dialog dengan warga.

Dalam dialog itu, warga meminta agar sebelum ditertibkan, semua warga diberikan tempat tinggal sementara.

"Sebenarnya wacana penertiban sudah lama. Bahkan kabarnya akan dibuat rumah susun baru dan kami akan ditempatkan di sana, tapi sampai sekarang rumah susun enggak jadi-jadi. Kami hanya minta agar ditempatkan di tempat yang layak, itu saja. Kalau mau digusur, ya silakan gusur, tapi beri kami tempat tinggal. Binatang saja punya kandang," papar Suganda.

"Saya sudah bicara dengan UPT Perikanan, mereka tanya saya mau apa, saya sampaikan bahwa kami ingin diberi tempat tinggal, terus dia bilang, 'Kami akan beri tahu atasan'," tambah Suwanda.

Selain diiming-imingi rusun, setiap warga akan diberikan uang santunan sebesar Rp 1 juta. Namun, Suwandi menilai uang itu tidak akan cukup, bahkan untuk menyewa rumah dalam jangka panjang.

"Kami hanya mau diberikan tempat yang layak saja," ujar Suwanda.

Suwanda juga mengatakan, warga sudah meminta bantuan ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta untuk mendapatkan hak mereka. Kampung Baru didiami sekitar 200 kepala keluarga (KK). Menurut Suwanda, lebih dari setengahnya ber-KTP DKI, sedangkan rumah semipermanen yang berdiri ada sebanyak 449 bangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com