Sejak saat itu, ia memilih untuk berjualan konvensional saja di Blok G. "Walaupun di sini tidak terlalu ramai, hasil lebih pasti karena bertemu langsung dengan pembeli," ujarnya.
Eli (42), pedagang pakaian wanita di Blok B, kurang tertarik bisnis daring karena malas mengunggah foto setiap produk, memasukkan data harga, dan keterangan lain.
Ia tetap lebih suka berdagang di toko. Setiap hari, ia menjaga toko pukul 07.00-pukul 16.00. "Di sini, saya bisa sambil menata pakaian yang saya jual. Batin saya puas melihat barang dagangan tertata rapi," ungkapnya.
Sosialisasi bertahap
Menurut Chief Executive Officer Tanah Abang Market Burhanudin Hulaimi, sekitar 250 pedagang telah bergabung dengan situs belanja itu. Jumlah itu masih di bawah total 30.000 pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A hingga G.
"Kami terus sosialisasi. Targetnya, 1.000 pedagang bergabung ke situs kami, akhir 2016," tutur Burhanudin.
Rudiantara menyebutkan, bisnis daring mau tidak mau akan menggantikan bisnis konvensional pada masa mendatang. "Pedagang tentu harus beradaptasi dan mengantisipasinya dari sekarang," ucapnya.
Perkembangan zaman memang tidak terelakkan. Selamat datang di era digital. (C08)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Juni 2016, di halaman 26 dengan judul "Kala Bisnis Daring Mulai Merambah Tanah Abang".