JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berulang kali mengancam akan memecat Ratna Diah Kurniati dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.
Namun, hingga kini, Basuki atau Ahok masih mempertahankan Ratna. Mengapa demikian?
"Saya mau cari orang (pejabat pengganti Ratna sebagai Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta) juga susah, kan. Enggak ada orang, enggak ada orang," kata Ahok, di kawasan Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (10/6/2016) malam.
Ahok mengaku tengah melakukan seleksi jabatan eselon II. Ahok baru menerima daftar pegawai negeri sipil (PNS) yang lulus psikotes eselon II pada Kamis (9/6/2016).
Pada Senin (13/6/2016), Ahok akan mewawancarai PNS yang masuk ranking 50 besar psikotes tersebut.
"Saya belum tentu ganti dia (Ratna) juga. Saya wawancara (PNS yang lolos psikotes) dulu," kata Ahok.
Meski demikian, ia menyebut akan mencari pegawai eksternal Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta untuk menggantikan posisi Ratna.
Hal tersebut dilakukan lantaran permasalahan taman dan pemakaman tak kunjung usai, meski ia telah berulang kali mengganti posisi kepala dinas tersebut. "Ya kerjanya (Ratna) pas-pasan," kata Ahok.
Sebelumnya, Ahok berencana "cuci gudang" atau merombak total semua pejabat di Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.
Pasalnya, dia melanjutkan, percuma jika hanya mengganti posisi Ratna Diah Kurniati dari Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.
"Kalau cuma ganti kepala dinas, (pejabat) yang di bawahnya enggak diganti semua, enggak ada guna. Jadi kalau kamu mau ganti (pejabat), 'cuci gudang' aja semua, langsung dikeluarin, dibuang semua," kata Ahok.
Ahok menyebut, banyak permasalahan pertamanan dan pemakaman tak terselesaikan, seperti makam fiktif, pungli pemakaman, dan sulitnya pembebasan lahan.