Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Kekerasan yang Dilakukan Ivan Haz hingga Dilaporkan ke Polda Metro

Kompas.com - 16/06/2016, 07:04 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menggelar sidang kedua terhadap mantan anggota DPR RI Fanny Safriansyah alias Ivan Haz. Sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi itu digelar pada Rabu (15/6/2016) sore.

Salah satu saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum yakni korban kekerasan Ivan, pembantu rumah tangga berinisial T (21). Selama lebih kurang dua jam, T menceritakan bagaimana mulanya dia bekerja dengan Ivan hingga mengalami kekerasan tersebut.

T mengaku mulai bekerja dengan Ivan pada 2 Mei 2015. Saat itu, dia diantar oleh kurir dari yayasan penyalur baby sitter ke apartemen Ivan.

"Saya diantar sama kurir. Pak Ivan yang nyambut (di apartemennya). Setelah kurirnya, saya, Pak Ivan, selesai tanda tangan (kontrak kerja), kurirnya pulang," ujar T.

Setelah lebih kurang satu pekan bekerja, T merasa tidak betah dan ingin kembali ke yayasan. Saat itu, Ivan belum pernah melakukan kekerasan kepadanya. Dia hanya menyebut tidak terbiasa tinggal di apartemen dan takut karena kerap mendengar Ivan bertengkar dengan istrinya pada malam hari.

"Pagi, setengah 7 (06.30), pas anak mau mandi, saya bilang Bu Anna, istrinya Pak Ivan. 'Bu, maaf sebelumnya saya di sini enggak betah karena enggak biasa di apartemen'," kata T.

"Kalau malam-malam Pak Ivan sama Bu Anna suka berantem, saya takut," sambungnya.

Istri Ivan kemudian menyarankan T untuk berbicara kepada Ivan. Kemudian Ivan meminta T untuk menunggu ada orang lain yang menggantikannya.

"Saya tunggu sampai ada ganti, tapi belum ada ganti. Karena enggak ada ganti terus, saya mau kabur pertamanya," tutur dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com