Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Terminal Pulo Gebang Tak Jadi Pulogadung Kedua

Kompas.com - 17/06/2016, 10:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Mulai musim mudik Lebaran tahun ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai mengoperasikan Terminal Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur. Terminal itu akan beroperasi sebagai terminal untuk bus-bus rute Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Dalam rapat kerja dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (17/6/2016), Komisi B DPRD DKI meminta agar Pemerintah Provinsi DKI segera menyiapkan langkah antisipasi agar Pulo Gebang nantinya tak jadi seperti terminal-terminal kebanyakan di Jakarta yang ada saat ini, yang identik dengan kekumuhan dan tidak aman.

"Jangan sampai Pulo Gebang jadi Pulogadung kedua. Banyak preman, pekerja liar. Ini harus diantisipasi," kata anggota Komisi B dari Fraksi Hanura, Syarifuddin.

Selain itu, Syarifuddin juga mengusulkan agar Pemprov DKI membangun penginapan-penginapan di sekitar terminal yang diklaim menjadi yang terbesar di Asia Tenggara itu.

"Disediakan juga area parkir yang sangat luas. Tapi sayang juga ini bangunnya pakai APBD, tapi diserahkan ke kementerian," ujar Syarifuddin.

Terminal Pulo Gebang memang rencananya akan dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Namun, Kepala Dishubtrans DKI Jakarta Andri Yansyah menjamin bahwa Terminal Pulo Gebang tidak akan dialihkan ke Kemenhub.

Ia menjamin kepemilikan terminal tetap atas nama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ia kemudian memaparkan mengenai rencana Pemprov DKI membangun fasilitas transit oriented development (TOD) di terminal yang diklaim menjadi yang terbesar di Asia Tenggara itu.

"Karena nantinya memang akan direncanakan dibangun rumah susun di terminal-terminal," kata Andri.

Terminal Pulo Gebang mulai dibangun pada 2010, dan rampung pada 2012. Jika diamati, terminal bertingkat empat itu tergolong modern karena memiliki lift, eskalator, pintu otomatis, dan kamera pengawas atau CCTV.

Lantainya berkeramik dan terdapat fasilitas pendingin ruangan (AC) di ruang tunggu penumpang. Terminal Pulo Gebang memiliki empat blok gedung di paling atas.

Tiap blok memiliki fungsi berbeda. Pertama, Blok A diperuntukkan bagi tempat istirahat awak bus AKAP. Luasnya mencapai 996,1 meter persegi.

Selanjutnya Blok B difungsikan sebagai ruang tunggu penumpang. Di sini juga merupakan area keberangkatan bus AKAP. Blok ini memiliki 9 pintu dengan jumlah jalur 28 unit bus, dan memiliki luas 1.824 meter persegi.

Blok C merupakan gedung bagi area kedatangan bus AKAP dan bus dalam kota. Luasnya 2.880 meter persegi, memiliki 14 pintu, dan 16 jalur bus dalam kota. Di sini dapat menampung 58 bus dalam kota.

Blok D merupakan gedung bagi area bus transjakarta yang memiliki dua jalur. Luasnya mencapai 409,15 meter persegi. Blok itu merupakan tempat beroperasinya bus transjakarta koridor 11 yang melayani rute Kampung Melayu-Pulo Gebang.

Total terminal ini memiliki empat lantai dan lantai mezzanine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com