Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Komentar soal Terkumpulnya 1 Juta Data KTP untuk Ahok

Kompas.com - 21/06/2016, 06:07 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

Kompas TV Sejuta KTP Terkumpul, Politisi Ini Janji Terjun dari Monas

Menurut Hasnaeni, capaian tersebut bukan suatu masalah baginya. Dukungan 1 juta warga itu tidak menjadi ancaman bagi Hasnaeni.

Menurut Hasnaeni, masih banyak penduduk Jakarta yang belum memberikan data KTP untuk Ahok.

"Akan tetapi kan, daftar pemilih di DKI 8,7 juta orang. Daftar penduduk Jakarta 12 juta orang. Jadi, masih ada 11 juta, jadi tidak usah khawatir. Masih banyak sisanya," kata Hasnaeni di Seknas Bappilu PPP, Jakarta Selatan, Senin (20/6/2016).

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berkomentar positif soal keberhasilan Teman Ahok mengumpulkan 1 juta data KTP dukungan.

Djarot percaya bahwa 1 juta data KTP tersebut bukan sekadar klaim Teman Ahok.

"Bagus, sudah terkumpul. Sekarang tinggal diverifikasi saja, iya toh. Saya yakin saya percaya betul 1 juta itu memang terkumpul," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (20/6/2016).

Ia yakin, Teman Ahok sudah merapikan formulir data KTP yang berhasil mereka kumpulkan sehingga proses verifikasi nantinya akan jauh lebih mudah.

Meski begitu, Djarot yang juga Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan ini mengatakan, partainya tidak takut dengan pencapaian 1 juta data KTP Teman Ahok.

Menurut dia, PDI-P memiliki 109 anggota DPR RI yang akan memiliki tugas khusus untuk mendulang dukungan. Mereka akan mengorganisasi suara dukungan di tingkat bawah untuk bakal calon gubernur yang diusung PDI-P nantinya. 

"Anggota DPR itu bisa dikerahkan untuk bantu karena PDI-P itu terkenal dengan prinsip gotong royongnya. Ada instruksi ada perintah bahwa kita harus gotong royong. Jadi ingat loh, enggak ada rasa takut. PDI-P bukan partai penakut," ucap Djarot.

Selain mendapat dukungan 1 juta data KTP, Ahok telah mendapatkan dukungan dari tiga partai politik.

Ketiga partai tersebut adalah Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar. Dengan begitu, Ahok bisa juga ikut Pilkada DKI 2017 melalui jalur partai politik.

(Baca juga: Dukungan Ahok Capai Satu Juta Data KTP, Hanura Makin Optimistis)

Perolehan kursi tiga partai tersebut di DPRD DKI telah memenuhi syarat minimal perolehan kursi bagi partai atau gabungan partai mengusung calon kepala daerahnya sendiri.

Meskipun demikian, hingga kini Ahok belum memutuskan jalur mana yang akan ditempuh untuk maju dalam Pilgub DKI 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com