Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Sudah 489 Tahun, Trotoarnya Masih Jelek

Kompas.com - 22/06/2016, 10:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada hari jadinya yang ke-489 tahun, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai masih banyak yang harus dibenahi dari Kota Jakarta. Salah satu yang disorotinya adalah belum meratanya trotoar yang laik dan nyaman.

"Trotoar kita betul-betul jelek. Kita harus menyelesaikan 2.600 kilometer untuk membereskan trotoar," ujar Ahok usai upacara peringatan HUT ke-489 Kota Jakarta di Lapangan Monas, Rabu (22/6/2016).

Ahok mengaku tengah berusaha ingin segera membenahi trotoar. Namun, di sisi lain, ia menyebut Pemprov DKI mengalami keterbatasan anggaran.

Ia menilai, butuh waktu hingga 25 tahun untuk membenahi trotoar jika hanya mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Kondisi ini yang disebut Ahok melatarbelakangi adanya ide untuk mengenakan berbagai kewajiban terhadap perusahaan swasta. Dengan cara itu, ia yakin pembenahan trotoar di Jakarta bisa berlangsung secara cepat.

Ahok kemudian memaparkan beberapa wilayah yang disebutnya sudah harus mengalami pembenahan trotoar, mulai dari trotoar sebagai akses dari dan menuju Staaiun Tanah Abang.

"Terus dari Monas nyambung ke Bundaran Senayan, trotoarnya seperti apa sampai, termasuk marka-marka jalan," ucap Ahok.

Ahok meyakini pembenahan terhadap trotoar merupakan salah satu cara untuk mengurangi kemacetan.

"Karena trotoar itu maksa orang Jakarta jalannya satu arah terus. Kalau dia nginjak (jalan), kan bikin macet," ujar Ahok.

Kompas Video HUT JAKARTA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com